BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah merupakan kewajiban
setiap muslim. Sebagai dai tentu saja kita ingin mencapai kesuksesan dalam
mencapai tugas dakwah. Salah satu bentuk keberhasilan dalam dakwah adalah
berubahnya sikap kejiwaan seseorang. Dari tidak cinta Islam menjadi cinta, dari
tidak mau beramal saleh menjadi giat melakukannya, dari cinta kemaksiatan
menjadi benci dan tertanam dalam jiwanya rasa senang terhadap kebenaran ajaran
Islam, begitulah seterusnya.
Karena dakwah bermaksud
mengubah sikap kejiwaan seorang mad’u, maka pengetahuan tentang psikologi
dakwah, sistematikanya dan kedudukan psikologi dakwah menjadi sesuatu yang
sangat penting. Dengan pengetahuan tentang psikologi dakwah ini, diharapkan
kita atau para juru dakwah dapat melaksanakan tugas dakwah dengan pendekatan
kejiwaan. Rasul Saw. Dalam dakwahnya memang sangat memperhatikan tingkat
kesiapan jiwa orang yang didakwahinya dalam menerima pesan-pesan dakwah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Psikologi
Dakwah?
2. Jelaskan Ruang Lingkup
psikologi dakwah?
3. Jelaskan kedudukan dan
Hubungan psikologi dakwah dengan ilmu lainya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Dakwah
Pengertin Psikologi
Psikologi menurut bahasa berasal
dari kata Yunani yang terdiri dari dua kata. Psyche dan logos.
Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi
psikologi secara bahasa dapat berarti ‘ilmu jiwa’. Perkembangan definisi-definisi
psikologi masih berlanjut hingga saat ini, di antaranya menurut behaviorisme,
psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari atau menyelidiki tentang
tingkah laku manusia atau binatang yang tampak secara lahir. [1]
Menurut
Para ahli Psikologi adalah sebagai berikut: Menurut George A. Miller seorang
sarjanaa psikologi Amerika Serikat mendifinisikan psikologi sebagai ilmu
pengetahuan tentang mental manusia.[2]
Psikologi dengan demikian mempunyai objek n yang berupa mental atau jiwa manusia secara luas. Menurut Floyd L.
Ruch seorang sarjana Amerika Serikat menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu
pengetahuan yang bmembahsa tentang proses penyesuaian diri manusia yang berupa
tingkah laku yang berusaha memenuhi kebutuhan baik biologis maupun kebutuhan
hidup sosialnya.[3]
Yang dijadikan objek penelitiannya adalah tingkah laku yang berhubungan dengan
proses penyesuaian diri.
Pengertian
Dakwah
Dakwah
secara bahasa mempunyai makna bermacam-macam;
1.
النداء : memanggil
dan menyeru,
2.
Menegaskan atau membela,
baik terhadap yang benar atau yang salah, yang positif atau negatif.
3.
Suatu usaha berupa
perkataan ataupun perbuuatan untuk menarik seseorang kepada suatu ailiran atau
agama tertentu.
4.
Do’a (permohonan),
5.
Meminta dan mengajak
seperti ungkapan, da’a bi as-syai’ yang artinya meminta
dihidangkan atau didatangkan makanan atau minuman.
Secara terminologi, para ulama berbeda pendapat dalam menentukan dan mendefinisikan dakwah. Sebagian ulama seperti yang diungkapkan oleh Muhammad
Abu al-Futut dalam kitabnyaal-Madkhal ila ilm ad-Da’wat mengatakan,
bahwa dakwah adalah menyampaikan (at-tabligh) dan menerangkan (al-bayan) apa
yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagian lagi
menganggap dakwah sebagai ilmu dan pembelajaran (ta’lim). Dari sekian definisi dakwah yang telah dipaparkan,
melihat para ulama sepakat bahwa dakwah adalah suatu kegiatan untuk
menyampaikan dan mengajarkan serta memperaktekan ajaran islam di dalam
kehidupan sehari-hari.
Pengertian
Psikologi dakwah
Berdasarkan definisi-definisi dakwah yang telah
disebutkan diatas, sesungguhnya esensi dakwah terletak pada usaha pencegahan (preventif)
dari penyakit-penyakit masyarakat yang bersifat psikis dengan cara mengajak,
memotivasi, merangsang serta membimbing individu atau kelompok agar sehat dan sejahtera
jiwa dan raganya, sehingga mereka dapat menerima ajaran agama dengan penuh
kesadaran dan dapat menjalankan ajaran agama sesuai dengan tuntutan syariat
islam.
Psikologi dakwah dapat juga diberi batasan sebagai
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku yang merupakan cerminan
hidup kejiwaannya untuk diajak kepada pengalaman ajakan-ajakan islam
demi kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat.
B. RuangLingkup Psikologi Dakwah
Dengan
memperhatikan sasaran/obyek dakwah atau penerangan agama yang berupa manusia baik
secara individu maupun sosial dengan pembagian latarbelakang sosio-kulturnya
maka psikologi dakwah sekurang-kurangnya mempunyai tugas pembahasan dalam
hal-hal sebagai berikut:
1.
Pengertian psikologi dakwah
dan rangkaianya dengan psikologi lainya
2.
Bantuan psikologi individu dan
sosial/kelompok bagi perkembangan psikologi dakwah dengan latar belakang
sejarah perkembangan psikologi
3.
Faktoe motivasi terhadap
tingkah laku manusia dalam proses dakwah
4.
Proses dakwah dalam pengertian
dan klaitanya dengan proses belajar manusia
5.
Faktor leadhership dalam
proses kegiatan dakwah
6.
Faktor pengaruh lingkungan
terhadap perkembangan hidup berama manusia
7.
Metode dakwah yang efektif
merupakan permasalah dalam dakwah
8.
Dan lain-lain yang menyangkut
faktor perkembangan hidup beragaman pada manusia
Memperhatikan
ruanglingkup pembahasan tersebut maka psikologi dakwah mempunyai tugas untuk
memberikan kepada kita suatu pengertian tentang pentingnya memahami tingkah
laku manusia, bagaimana mengamalkanya serta mengontrolnya. Proses pelaksanaan
kegiatan dakwah dalam masyarakat atau landasan psikologi dakan akan dapat
berjalan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan oleh manusia sebagai individu
dan sebagai makhlik sosial. Dengan demikian makan statement nabi besar Muhammad
SAW dibawah ini dapat berkembang dalam masyarakat umat manusia.
Artinya: Tiada kemenangan tanpa adanya kekuatan dan tiada
kekuatan tanpa adanya persatuan dan tiada persatuan bila tidak ada keutamaan
dan tidak ada keutamaan bila tiada ajaran Al-Qur’an atau Al-Hadits atau agama
dan tiada agama bila tidak ada tabligh atau dakwah.
C. Kedudukan
Psikologi Dakwah Dan Hubunganya dengan ilmu lain
Psikologi dakwah dapat
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang bertugas mempelajari/membahas
tentang segala gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses
kegiatan dakwah. Posisi atau kedudukan psikologi dakwah dalam sistematika studi psikologi cukup
memiliki peranan penting karena sebagai sebuah disiplin ilmu psikologi di
tuntut untuk menjawab persoalan-persoalan kontemporer, sebagaimana yang
dibutuhkan oleh para pegiat studi psikologi baik dari kalangan akademisi maupun
praktisi. Mulai dari pemaparan sistematika studi psikologi yang
diklasifikasikan menjadi dua bagian secara teori maupun praktisnya, kemudian
dalam bagian psikologi praktis tersebut terdapat studi psikologi agama islam
dan diakhir psikologi dakwah merupakan bagian dari psikologi agama islam.
Oleh karena itu psikologi
dakwah merupakan psikologi praktis atau psikologi terapan, maka ruang lingkup
pembahasannya pun berada dalam proses kegiatan dakwah dimana sasarannya adalah
manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial. Didalamnya
melibatkan sikap dan kepribadian para juru dakwah dalam menggarap sasaran
dakwah yang berupa manusia yang punya sikap dan kepribadian pula. Di sinilah
akan terlihat adanya hubungan atau antar hubungan dan saling pengaruh
mempengaruhi antara juru dakwah dengan sasaran dakwah, sehingga terwujudlah
suatu rangkaian proses yaitu input yang berupa motivasi dakwah yang dibawa oleh
juru dakwah dengan sikap dan kepribadiannya ke arah sasaran dakwah yang berupa
manusia sebagai individu dan anggota masyarakat dari mana tiga kekuatan
rohaniah digerakkan (kognisi, konasi, dan emosi) melalui proses belajar
sehingga timbul pengertiaan, kasadaran, penghayatan dan pengalaman terhadap
ajaran agama, yang merupakan thruput, sedang tingkah laku yang berubah berupa
pengamalan ajaran agama adalah output. Antara output dengan input terjadi interaksi
yang disebut feedback sebagai pengkoreksi lebih lanjut terhadap bahan input
yang dimasukkan kedalam proses-proses permainan manusia. Bilamana output tidak
sesuai dengan input maka tidak perlu dilakukan perbaikan-perbaikan lebih
lanjut. Bilamana output sudah tepat atau sudah benar sesuai dengan input maka
tidak perlu dilakukan perbaikan-perbaikan bahkan perlu dikembangkan terus.
Demikian proses itu berlangsung terus dalam dakwah secara siklus.[4]
Hubungan
Psikologi Dakwah dengan Ilmu Lain
Ø Hubungan Ilmu Dakwah dengan Psikologi: Islam adalah agama dakwah, agama yang menyebarluaskan
kebenaran dan mengajak orang-orang yang belum mempercayainya untuk percaya,
menumbuhkan pengertian dan kesadaran umat islam agar mampu menjalankan
hidup sesuai yang diperintahkan. Dalam melaksanakan
proses dakwah akan menghadapi berbagai keragaman dalm berbagai hal, seperti
pikiran-pikiran, pengalaman, kepribadian, dan lanl-lain. Keragaman tersebut
akan memberikan corak dalam menerima pesan dakwah, karena itulah untuk mengefektifkan
sorang dai ketika menyampaikan pesan dakwah kepada mad’u diperlukan memahami
psikologi yang mempelajari tentang kejiwaan.
Ø Hubungan psikologi dakwah dengan ilmu komunikasi: Kegiatan
dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana Da’i mengkomunikasikan pesan kepada
Mad’u, perseorangan atau kelompok.
Ø Hubungan psikologi dakwah dengan ilmu agama: Psikologi
Agama (ilmu jiwa agama) meneliti sejauh mana pengaruh keyakinan agama terhadap
sikap dan tingkahlaku seseorang (berfikir, bersikap, dan bereaksi).
Ø Hubungan psikologi dakwah dengan patologi sosial: Psikologi
dakwah adalah upaya mengajak kepada ajaran agama menuju kepada kesejahteraan
jiwa dan raga Mad’u dan Da’i.
Ø Hubungan psikologi dakwah dengan sosial: Soiologi
menaruh perhatian pada interaksi sosial. Interaksi sosial akan terjadi apabila
terjadinya komunikasi. Demikian juga kegiatan dakwah yang merupakan komunikasi
antara Da’i dan Mad’u.
Ø Hubungan psikologi dakwah dengan psikologi individual:
Manusia adalah makhluk individual, makhluk yang tidak bisa di bagi-bagi,
terdiri dari jasmanimdan rohani yang merupakan kesatuan yang utuh. Psikologi
individual adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia dari segi
individualitas (pribadinya).
Ø Hubungan psikologi dakwah dengan psikologi sosial: Selain
manusia sebagai makhluk individual, secara hakiki manusia juga merupakan
makhluk sosisal. Psikologi sosial merupakan landasan yang memberikan dan
mengarahkan psikologi dakwah kepada pembinaan sosialisasi manusia sebagai objek
dakwahkarena dalam psikologi sosial dipelajari tentang peyesuaian diri manusia
yang diitimbulkan oleh rangsangan-rangsangan sosial, perubahan tingkah lku
sesuai rangsangan-rangsangan sosial.
BAB III
PENUTUP
Dari
pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa psikologi adalah ilmu yang
mempeljari tentang gejala-gejala jiwa, dakwah adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan dan mengajarkan
serta memperaktekan ajaran islam di dalam kehidupan sehari-hari. Jadi psikologi dakwah usaha pencegahan (preventif) dari
penyakit-penyakit masyarakat yang bersifat psikis dengan cara mengajak,
memotivasi, merangsang serta membimbing individu atau kelompok agar sehat dan
sejahtera jiwa dan raganya, sehingga mereka dapat menerima ajaran agama dengan
penuh kesadaran dan dapat menjalankan ajaran agama sesuai dengan tuntutan
syariat islam.
Ruang lingkup psikologi dakwah
ini meliputi proses kegiatan dakwah
dimana sasarannya adalah manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk
sosial.
Kedudukanya pun begitu penting dalam
sistematika studi psikologi cukup memiliki peranan penting karena sebagai
sebuah disiplin ilmu psikologi di tuntut untuk menjawab persoalan-persoalan
kontemporer, sebagaimana yang dibutuhkan oleh para pegiat studi psikologi baik
dari kalangan akademisi maupun praktisi.
Psikologi dakwah ini
berhubungan dengan ilmu-ilmu lainya seperti Hubungan
Ilmu Dakwah dengan Psikologi, Hubungan psikologi
dakwah dengan ilmu komunikasi, Hubungan psikologi
dakwah dengan ilmu agama, Hubungan psikologi
dakwah dengan patologi sosial, Hubungan psikologi
dakwah dengan sosial, Hubungan psikologi
dakwah dengan psikologi individual, Hubungan psikologi dakwah dengan psikologi sosial
Daftar
Pustaka
H.M. Arifin, , Psikologi
Dakwah, Jakarta: Bumi Aksara, 1991