Jumat, 17 Mei 2013

Psikologi Dakwah


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dakwah merupakan kewajiban setiap muslim. Sebagai dai tentu saja kita ingin mencapai kesuksesan dalam mencapai tugas dakwah. Salah satu bentuk keberhasilan dalam dakwah adalah berubahnya sikap kejiwaan seseorang. Dari tidak cinta Islam menjadi cinta, dari tidak mau beramal saleh menjadi giat melakukannya, dari cinta kemaksiatan menjadi benci dan tertanam dalam jiwanya rasa senang terhadap kebenaran ajaran Islam, begitulah seterusnya.
Karena dakwah bermaksud mengubah sikap kejiwaan seorang mad’u, maka pengetahuan tentang psikologi dakwah, sistematikanya dan kedudukan psikologi dakwah menjadi sesuatu yang sangat penting. Dengan pengetahuan tentang psikologi dakwah ini, diharapkan kita atau para juru dakwah dapat melaksanakan tugas dakwah dengan pendekatan kejiwaan. Rasul Saw. Dalam dakwahnya memang sangat memperhatikan tingkat kesiapan jiwa orang yang didakwahinya dalam menerima pesan-pesan dakwah.

B. Rumusan Masalah
1.     Apa Pengertian Psikologi Dakwah?
2.     Jelaskan Ruang Lingkup psikologi dakwah?
3.     Jelaskan kedudukan dan Hubungan psikologi dakwah dengan ilmu lainya?











BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Dakwah
Pengertin Psikologi
Psikologi menurut bahasa berasal dari kata Yunani yang terdiri dari dua kata. Psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi psikologi secara bahasa dapat berarti ‘ilmu jiwa’. Perkembangan definisi-definisi psikologi masih berlanjut hingga saat ini, di antaranya menurut behaviorisme, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari atau menyelidiki tentang tingkah laku manusia atau binatang yang tampak secara lahir. [1]
Menurut Para ahli Psikologi adalah sebagai berikut: Menurut George A. Miller  seorang sarjanaa psikologi Amerika Serikat mendifinisikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan tentang mental manusia.[2] Psikologi dengan demikian mempunyai objek n yang berupa mental atau  jiwa manusia secara luas. Menurut Floyd L. Ruch seorang sarjana Amerika Serikat menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang bmembahsa tentang proses penyesuaian diri manusia yang berupa tingkah laku yang berusaha memenuhi kebutuhan baik biologis maupun kebutuhan hidup sosialnya.[3] Yang dijadikan objek penelitiannya adalah tingkah laku yang berhubungan dengan proses penyesuaian diri.
Pengertian Dakwah
Dakwah secara bahasa mempunyai makna bermacam-macam;
1.      النداء : memanggil dan menyeru,
2.      Menegaskan atau membela, baik terhadap yang benar atau yang salah, yang positif atau negatif.
3.      Suatu usaha berupa perkataan ataupun perbuuatan untuk menarik seseorang kepada suatu ailiran atau agama tertentu.
4.      Do’a (permohonan),
5.      Meminta dan  mengajak seperti ungkapan, da’a bi as-syai’ yang artinya meminta dihidangkan atau didatangkan makanan atau minuman.
Secara terminologi, para ulama berbeda pendapat dalam menentukan dan mendefinisikan dakwah. Sebagian ulama seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Abu al-Futut dalam kitabnyaal-Madkhal ila ilm ad-Da’wat mengatakan, bahwa dakwah adalah menyampaikan (at-tabligh) dan menerangkan (al-bayan) apa yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.  Sebagian lagi menganggap dakwah sebagai ilmu dan pembelajaran (ta’lim). Dari sekian definisi dakwah yang telah dipaparkan, melihat para ulama sepakat bahwa dakwah adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan dan mengajarkan serta memperaktekan ajaran islam di dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Psikologi dakwah
Berdasarkan definisi-definisi dakwah yang telah disebutkan diatas, sesungguhnya esensi dakwah terletak pada usaha pencegahan (preventif) dari penyakit-penyakit masyarakat yang bersifat psikis dengan cara mengajak, memotivasi, merangsang serta membimbing individu atau kelompok agar sehat dan sejahtera jiwa dan raganya, sehingga mereka dapat menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran dan dapat menjalankan ajaran agama sesuai dengan tuntutan syariat islam.
Psikologi dakwah dapat juga diberi batasan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku yang merupakan cerminan hidup kejiwaannya untuk diajak kepada pengalaman ajakan-ajakan  islam demi kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat.
B. RuangLingkup Psikologi Dakwah
Dengan memperhatikan sasaran/obyek dakwah atau penerangan agama yang berupa manusia baik secara individu maupun sosial dengan pembagian latarbelakang sosio-kulturnya maka psikologi dakwah sekurang-kurangnya mempunyai tugas pembahasan dalam hal-hal sebagai berikut:
1.      Pengertian psikologi dakwah dan rangkaianya dengan psikologi lainya
2.      Bantuan psikologi individu dan sosial/kelompok bagi perkembangan psikologi dakwah dengan latar belakang sejarah perkembangan psikologi
3.      Faktoe motivasi terhadap tingkah laku manusia dalam proses dakwah
4.      Proses dakwah dalam pengertian dan klaitanya dengan proses belajar manusia
5.      Faktor leadhership dalam proses kegiatan dakwah
6.      Faktor pengaruh lingkungan terhadap perkembangan hidup berama manusia
7.      Metode dakwah yang efektif merupakan permasalah dalam dakwah
8.      Dan lain-lain yang menyangkut faktor perkembangan hidup beragaman pada manusia
Memperhatikan ruanglingkup pembahasan tersebut maka psikologi dakwah mempunyai tugas untuk memberikan kepada kita suatu pengertian tentang pentingnya memahami tingkah laku manusia, bagaimana mengamalkanya serta mengontrolnya. Proses pelaksanaan kegiatan dakwah dalam masyarakat atau landasan psikologi dakan akan dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan oleh manusia sebagai individu dan sebagai makhlik sosial. Dengan demikian makan statement nabi besar Muhammad SAW dibawah ini dapat berkembang dalam masyarakat umat manusia.


    
Artinya: Tiada kemenangan tanpa adanya kekuatan dan tiada kekuatan tanpa adanya persatuan dan tiada persatuan bila tidak ada keutamaan dan tidak ada keutamaan bila tiada ajaran Al-Qur’an atau Al-Hadits atau agama dan tiada agama bila tidak ada tabligh atau dakwah.
C. Kedudukan Psikologi Dakwah Dan Hubunganya dengan ilmu lain

Psikologi dakwah dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang bertugas mempelajari/membahas tentang segala gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah. Posisi atau kedudukan psikologi dakwah dalam sistematika studi psikologi cukup memiliki peranan penting karena sebagai sebuah disiplin ilmu psikologi di tuntut untuk menjawab persoalan-persoalan kontemporer, sebagaimana yang dibutuhkan oleh para pegiat studi psikologi baik dari kalangan akademisi maupun praktisi. Mulai dari pemaparan sistematika studi psikologi yang diklasifikasikan menjadi dua bagian secara teori maupun praktisnya, kemudian dalam bagian psikologi praktis tersebut terdapat studi psikologi agama islam dan diakhir psikologi dakwah merupakan bagian dari psikologi agama islam.
Oleh karena itu psikologi dakwah merupakan psikologi praktis atau psikologi terapan, maka ruang lingkup pembahasannya pun berada dalam proses kegiatan dakwah dimana sasarannya adalah manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial. Didalamnya melibatkan sikap dan kepribadian para juru dakwah dalam menggarap sasaran dakwah yang berupa manusia yang punya sikap dan kepribadian pula. Di sinilah akan terlihat adanya hubungan atau antar hubungan dan saling pengaruh mempengaruhi antara juru dakwah dengan sasaran dakwah, sehingga terwujudlah suatu rangkaian proses yaitu input yang berupa motivasi dakwah yang dibawa oleh juru dakwah dengan sikap dan kepribadiannya ke arah sasaran dakwah yang berupa manusia sebagai individu dan anggota masyarakat dari mana tiga kekuatan rohaniah digerakkan (kognisi, konasi, dan emosi) melalui proses belajar sehingga timbul pengertiaan, kasadaran, penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran agama, yang merupakan thruput, sedang tingkah laku yang berubah berupa pengamalan ajaran agama adalah output. Antara output dengan input terjadi interaksi yang disebut feedback sebagai pengkoreksi lebih lanjut terhadap bahan input yang dimasukkan kedalam proses-proses permainan manusia. Bilamana output tidak sesuai dengan input maka tidak perlu dilakukan perbaikan-perbaikan lebih lanjut. Bilamana output sudah tepat atau sudah benar sesuai dengan input maka tidak perlu dilakukan perbaikan-perbaikan bahkan perlu dikembangkan terus. Demikian proses itu berlangsung terus dalam dakwah secara siklus.[4]
Hubungan Psikologi Dakwah dengan Ilmu Lain
Ø  Hubungan Ilmu Dakwah dengan Psikologi: Islam adalah agama dakwah, agama yang menyebarluaskan kebenaran dan mengajak orang-orang yang belum mempercayainya untuk percaya,  menumbuhkan pengertian dan kesadaran umat islam agar mampu menjalankan hidup sesuai yang diperintahkan. Dalam melaksanakan proses dakwah akan menghadapi berbagai keragaman dalm berbagai hal, seperti pikiran-pikiran, pengalaman, kepribadian, dan lanl-lain. Keragaman tersebut akan memberikan corak dalam menerima pesan dakwah, karena itulah untuk mengefektifkan sorang dai ketika menyampaikan pesan dakwah kepada mad’u diperlukan memahami psikologi yang mempelajari tentang kejiwaan.
Ø  Hubungan psikologi dakwah dengan ilmu komunikasi: Kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana Da’i mengkomunikasikan pesan kepada Mad’u, perseorangan atau kelompok.
Ø  Hubungan psikologi dakwah dengan ilmu agama: Psikologi Agama (ilmu jiwa agama) meneliti sejauh mana pengaruh keyakinan agama terhadap sikap dan tingkahlaku seseorang (berfikir, bersikap, dan bereaksi).
Ø  Hubungan psikologi dakwah dengan patologi sosial: Psikologi dakwah adalah upaya mengajak kepada ajaran agama menuju kepada kesejahteraan jiwa dan raga Mad’u dan Da’i.
Ø  Hubungan psikologi dakwah dengan sosial: Soiologi menaruh perhatian pada interaksi sosial. Interaksi sosial akan terjadi apabila terjadinya komunikasi. Demikian juga kegiatan dakwah yang merupakan komunikasi antara Da’i dan Mad’u.
Ø  Hubungan psikologi dakwah dengan psikologi individual: Manusia adalah makhluk individual, makhluk yang tidak bisa di bagi-bagi, terdiri dari jasmanimdan rohani yang merupakan kesatuan yang utuh. Psikologi individual adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia dari segi individualitas (pribadinya).
Ø  Hubungan psikologi dakwah dengan psikologi sosial: Selain manusia sebagai makhluk individual, secara hakiki manusia juga merupakan makhluk sosisal. Psikologi sosial merupakan landasan yang memberikan dan mengarahkan psikologi dakwah kepada pembinaan sosialisasi manusia sebagai objek dakwahkarena dalam psikologi sosial dipelajari tentang peyesuaian diri manusia yang diitimbulkan oleh rangsangan-rangsangan sosial, perubahan tingkah lku sesuai rangsangan-rangsangan sosial.











BAB III
PENUTUP
Dari pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempeljari tentang gejala-gejala jiwa, dakwah adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan dan mengajarkan serta memperaktekan ajaran islam di dalam kehidupan sehari-hari. Jadi psikologi dakwah usaha pencegahan (preventif) dari penyakit-penyakit masyarakat yang bersifat psikis dengan cara mengajak, memotivasi, merangsang serta membimbing individu atau kelompok agar sehat dan sejahtera jiwa dan raganya, sehingga mereka dapat menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran dan dapat menjalankan ajaran agama sesuai dengan tuntutan syariat islam.
Ruang lingkup psikologi dakwah ini meliputi proses kegiatan dakwah dimana sasarannya adalah manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial. Kedudukanya pun begitu penting dalam sistematika studi psikologi cukup memiliki peranan penting karena sebagai sebuah disiplin ilmu psikologi di tuntut untuk menjawab persoalan-persoalan kontemporer, sebagaimana yang dibutuhkan oleh para pegiat studi psikologi baik dari kalangan akademisi maupun praktisi.
Psikologi dakwah ini berhubungan dengan ilmu-ilmu lainya seperti Hubungan Ilmu Dakwah dengan Psikologi, Hubungan psikologi dakwah dengan ilmu komunikasi, Hubungan psikologi dakwah dengan ilmu agama, Hubungan psikologi dakwah dengan patologi sosial, Hubungan psikologi dakwah dengan sosial, Hubungan psikologi dakwah dengan psikologi individual, Hubungan psikologi dakwah dengan psikologi sosial












Daftar Pustaka
H.M. Arifin, , Psikologi Dakwah, Jakarta: Bumi Aksara, 1991


[1] Ernest R. Hilgard, Intruduction to Psycholgy, (USA: Brace and World Inc, 1962), hlm. 2.
[2] Psychology the science of mental Life, George A. Miller, hal. 1
[3] Psychology and Life, Floyd L. Ruch, hal. 13
[4] H.M. Arifin, , Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm 17-18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar