BAB 1
PENDAHULUAN
1.
Latarbelakang Masalah
Psikologi
Kepribadian sebenarnya bukanlah barang baru. Cabang Ilmu pengetahuan yang
disebut Psikologi Kepribadian di sini sebenarnya telah lama diusahakan para
ahli, hanya saja seringkali diberi nama lain. Ada yang memberinya nama
Characterologie atau karakterkunde atau The Science of Character atau
Characterologie ada yang memberi nama Typologi ada yang memberi nama The
Psychologi of Personality ada yang memberi namanya nama The Psychology of
Character ada pula yang memberi nama Theory of Personality dan lainlain
istilah. Didalam bahasa indonesia istilah-istilah yang banyak digunakan adalah
Ilmu Watak dan Ilmu Perangai atau Karakterologi, Teori Kepribadian dan
Psikologi Kepribadian.[1]
Allport
menyatakan bahwa Watak dan Kepribadian adalah satu dan sama akan tetapi
dipandang dari segi yang yang berlainan kalau orang bermaksud hendak mengenakan
norma-norma jadi mengenai penilaian maka lebih tepat di pergunakan wata dan
kalau orang yang memberikan penilaian jadi menggambarkan apa adanya maka di
pakai istilah kepribadian.[2]
2.
Rumusan Masalah?
1) Bagaimana teori Kepribadian menurut Teori Allport?
BAB II
PEMBAHASAN
Pokok-pokok
Teori Allport
1. Struktur dan Dinamika Kepribadian
Dalam teori-teori yang lain di pergunakan rangka
pembicaraan struktur, dinamika dan perkembangan kepribadin. Rangka ini tidak dapat dipakai untuk
membicarakan teori allport karna bagi allport struktur kepribadian itu terutama
dinyatakan dalam sifat-sifat dan tingkah laku itu didorong oleh sifat-sifat
jadi struktur dan dinamika itu p ada umumnya satu dan sama.
Allport berpendapat bahwa masing-masing pengertian
seperti refleks bersayarat (Conditioned reflex), kebiasaan (habit), sikap
(atitude), sifat (trait, diri (self) dan kepribadian (personality) itu
kesemuanya masing-masing adalah bermanfaat. Sikap dn intensi diberinya
kedudukan yang kira-kira sama sehingga ada yang menamakan psychologi allport
itu adalah trait psychology. Dalam teori allport ini kedudukan pengertian trait
dapat dibandingkan dengan kedudukan pengertian need pada murray, libido pada
freud.
A. Kepribadian, Watak dan Temperamen
1. Kepribadian
Sebelum sampai kepadanya definis kepribadian sendiri
allport mengemukakan atau membahas lima puluh definisi yang dikemukakan oleh
para ahli dalam bidang tersebut. Definisi-definisi tersebut di
golong-golongkanya menjadi:
·
Yang menunjuukan
etymologi atau sejarah pengertian itu
·
Yang mempunyai
arti theologis
·
Yang mempunyai
arti filosofis
·
Yang mempunyai
arti sosiologis
·
Yang berhubungan
dengan segi lahiriah
·
Yang mempunyai
arti psychologis.[3]
Menurut Allport kepribadian adalah organisasi
dinamis dalam individu sebagai sistem Psychopysis yang menentukan caranya yang
khas yang menyesuaikan diri terhadap lingkungan.[4] Kepribadian
itu selalu berkembang dan berubah walaupun dalam pada itu ada organisasi atau
sistem yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen dari pada kepribadin,
kepribadian bukanlah semata-mata mental dan bukan pula neural organisasi
kepribadian melingkupi kerja tubuh dan jiwa (tak terpisah-pisah) dalam kesatuan
kepribadian, kepribadian mengandung tendens-tendens determinasi yang memainkan
peranan aktif di dalam tingkah laku individu. Jadi kepribadian adalah sesuatu
yang mempunyai fungsi atau arti adaptasi yang menentukan.[5]
2. Watak
Allport
menunjukan bahwa biasanya kata watak menunjukan arti normatif sertya menyatakan
bahwa watak adalah pengertian ethis dan menyatakan bahwa Character is
personality evaluated and personality is character devaluated/ watak adalah
kepribadian dinilai dan kepribadian adalah watak tak dinilai.
3. Temperamen
Temperamen
adalah disposisiyang sangat erat hubunganya dengan faktor-faktor biologis atau
fisologis dan karenanya sedikit sekali mengalami modifikasi di dalam
perkembangan. Peranan keturunan disini lebih penting/besar dari pada segi-segi
kepribadian yang lain.
B. Sifat
1. Sifat
Sifat adalah sistem neuropsikis yang
digeneralisasikan dan di arahkan dengan kemampuan untuk menghadapi
bermacam-macam perangsangan secara sama memulai serta membimbing tingkah laku
adaptid dan ekspresif secara sama.
2. Perbedaan sifat dengan beberapa pengertian yang
lain
Kebiasaan
Sifat dan kebiasaan kedua-duanya adalah tendens
determinasi akan tetapi sifat itu lebih umum baik dalam situaiyang dicocokinya
maaupun dlam response yang terjelma darinya.
Sikap
Perbedaan
antara pengertian sifat dan dikap sukar di berikan. Namun kalu diteliti ada
juga perbedaan antara kedua hal itu. Sikap itu dihubungkan dengan sesuatu obyek
sedangkan sifat tidak jadi sifat umum dari pada sifat ialah bahwa sifat itu
hampir selalu lebih besar/luas ndari pada sikap. Sikap dapat berbeda-beda dari
yang lebih khusus ke yang lebih umum tetapi kalu sifat selalu umum. Sifat
biasanya memberikan penilaian terhadap obyek yang dihadapi sedangkan sifat
tidak.
Tipe
Allport
membedakan anatar sifat dan tipe. Menurut dia orang dapat memiliki sesuatu
sifat tetapi tiddak dapat memiliki sesuatu tipe. Sifat dapat mencerminkan sifat
khas pribadi sedangkan tipe malah menyembunyikanya. Bagi allport tipe
menunjukan perbedaan-perbedaan buatan yang tak begitu cocok dengan kenyataan
sedangkan sifat adalah refleksi ssebenarnya dari pada yang sebenar-benar ada.
3. Sifat-sifat umum dan sifat-sifat individual.[6]
Dalam mempelajari teori allport ini ialah berusaha
mengerti mengenai perbedaanya antara sifat-sifat umum dan sifat individualnya.
Jadi semua sifat itu adalah sifat individual artinya khas dan hanya dapat di
kenakan kepada satu individu. Kalau
diartikan secara teliti definisi sifat itu hanya sifat individuallah sifat yang
sebenarnya karna sifat-sifat selalu ada pada individu-individu dan tidak dalam
masyarkat dan sidaat-sifat itu berkembang dan mengumum menjadi
disposisi-disposisi dalam cara-cara yang khas sesuai dengan pengalaman
masing-masing individu. Sifat umum sama sekali bukanlah sifat yang sebenarnya
melainkan hanya aspek-aspek yang dapat di ukur daripa dan sifat individu yang
komplek.
4. Sifat pokok- sifat sentral dan sifat sekunder
Sifat Pokok (cardinal trait)
Sifat
pokok ini demikian menonjolnya (dominanya) sehingga hany7a bsedikit saja
kegiatan-kegiatan yang tak dapat di cari baiki secara langsung maupun tidak
bahwa kegiatan itu berlangsung karna pengaruhnya.
Sifat sentral
(Central trait)
Sifat-sifat
sentral ini lebih khas dan merupakan kecendrungan individu yang sangat
khas/karakteristik sering berfungsi dan mudah ditandai.
Sifat sekunder
(Secondary trait)
Sifat
sekunder ini nampaknya berfungsinya lebih terbatas kurang menentukan din dalam
deskripsi kepribadian dan lebih terpusat atau khusu pada response yang didasarnya serta
perangsang yang dicocokinya.
5. Sifat Ekspresif
Sifat
ini merupakan disposisi yang memberi warna aatau mempengaruhi bentuk tingkah
laku tetapi yang pada kebanyakan orang tidak mempunyai sifat mendorong. Contoh
sifat ekspresif ini ialaha melagak, ulet. Adapun tujuan yang dikejar orang
sifat-sifat ini dapat bekerja, dapaat memberi warna kepada tingkah lakunya.
6. Kebebasan Sifat-sifat
Allport
berpenapat bahwa sifat itu dapat ditandai bukan oleh sifat bebasnya yang kaku
tetapi terutaama oleh kualitas memusatnya. Jadi sifat itu cendrung untuk
mempunyai pusat di sekitar pusat itulah pengaruhny7a berfungsi tetapi tingkah
laku yang di timbulkanya juga secara serempakdipengaruhi oleh sifat-sifat yang
lain.
7. Konsistensi Sifat-sifat
Untuk
menentukan sifat adalah ketetapan. Sifat ini dapat dikenal hanya karena
keteraturan atau ketetapanya di dalam cara individu vertingkah laku. Kenyataan
bahwa sifat-sifat itu terorganisasi secara khas dan individu yang memberi
kesimpulan bahwa mungkin meliputi unsur-unsur yang nampaknya tidak tetap
apabila di pandang dari segi normatif atau dari luar.
8. Intensi
Lebih
penting dari penyelidikan mengenai masa lampau ialah penyelidikan mengenai
intensi atau keinginan individu mengenai masa depanya. Istilah itensi di
gunakan dalam arti meliputi pwngertian: harapan-harapan,m keinginan-keinginan,
ambisi, cita-cita seseorang. Menurut Allport intensi ini dapat di sejajarkan
dengan apa yang di sebut freud ich ideal dan apa yang di sebut C. Buhler
Bestimmung.
C. Proprium
Allport mengemukakan hendaknya semua fungsi self
atau ego itu disebut fungsi proprium dari pada kepribadian fungsi-fungsi ini
(termasuk kesadaran jasmani, self identity, self esteem, self extention, rational
thinking, self image, propriate striving dan fungsi mengenal) semuanya adalah
bagian-bagian yang vital daripada kepribadian. Proparium ini tidak dibawa sejak
lahir tetapi berkembang di dalam perkembangan individu.[7]
D. Otonomi Fungsional (Function Autonomy)
1. Isi pokok
pengertian itu
Sudah
dibicarakan konsepsi-konsepsi pokok yang dipergunakan allport untuk
menggambarkan kepribadian dan telah di bicarakan pula apa yang bagi dia
merupakan faktor pendorong di dalam individu. Bahwa autonomi fungsional itu
berbeda dari pengertian umum bahwa sesuatu tingkah laku dapat berlangsung
dengan alasan yang berbeda darinalasan yang mula-mula menimbulkan tingkah laku
itu.
2. Perbandingan
dengan pendapat yang lebih dahulu
Dalam mengemukakan pendapat ini allport menunjukan
bahwa pendapatnya ada kesamaanya dengan perumusan-perumusan yang diberikan oleh
ahli-ahli yang leih dahulu:
I.
Wiliam james
Menurut teori ini instinct itu hanya nampak sekali
selama hidup setelah itu lalu hilang atas dasar instinct itu terbentuklah
kebiasaan-kebiasaan dasar itu disetujui noleh allport karna menurutnya the
psychologi of personality must be a psychologi of post instinctive behaviour.
II.
Woodworth yang
dalam bukunya Dynamic Psychologi menyatakan adanya transfermasi dari mekanisme
ke dorongan.
III.
Stern yang dalam
allgemeine Psychologie menyatakan adanya transformasi dari Phaenomotive ke
Genomotive.
IV.
Tolman yang
dalam bukunya Psycholoyversus immmediate exprerience menyatakan bahwa
means-objects mas set up in their own right.
3. Bukti-bukti
tentang autonomi fungsional
Dalam memberi alasan kepada konsepsinya itu allport
menunjukan kepada observasi diberbagai bidang yang semuanya menunjukan adanya
kecendrungan pada organisasi untuk tetap ada sesuatu response walaupun adalan
yang menimbulkan response itu tidak ada lagi.
1. Refleks Sirkuler banyak tingkah laku anak-anak
yang diulang-ulang terus dengan tidak henti-hentinya. Menurut allport itu
adalah contoh dari pada functional autonomy karena itu untuk melakukan ulangan
perbuatan itu tidak membutuhkan dorongan yang pokok.
2. Conative perseveraatif, tugas yang mendapat
interupsi cendrungn untuk lebih diingat daripada tugas yang telah selesai.
3. Reflek bersyarat tanpa reinforcement. Refleks
bersyarat apabila perangsang bersyaratnya tak disertai reinforcement akan
hilang.
4. Hasil penyelidikan dalam ilmu perbandingan
psychologi, penyelidikan olson menunjukan bahwa collodium dimasukan kedalam
telinga kelinci-kelinci makaa kelinci-kelinci itu akan mencakar-cakar terus
menerus untukmmenghilangkan barang asing ditelinganya itu.
5. Neurosis, Tics, preseverasi, phobia sering
melekat kepada pribadi manusia sehingga sukar sekali disembuhkan. Menurut
allport apa yhang biasanya di sebut symptoom itu sebenarnya lebih dari itu.
Tics dan sebagainya itu lalu nmerupakan semacam dorongan tersendiri.
6. Hubungan antara kemungkinan dan minat yang timbul
karena pengalaman.
4. Kritik
terhadap autonomi fungsional
Teori
allport tentang autonomi fungsional dorongan-dorongan ini dikritik antara lain
oleh Bertocei dalam tulisanya berjudul: A critique of G.W. Allport’s teory of
motivation.
5. Jawaban terhadap kritik
Kritik
itu mendoroing allport untuk menjelaskan dan memperluas teorinya dan mencakup
juga suatu bentuk ego psychology.
2. Perkembangan Kepribadian
Kanak-Kanak
Neonatus, Allport memandang neonatus itu semata sebagai makhul
yang diperlengkapi dengan keturunan-keturunan, dorongan-dorongan/nafsu-nafs dan
refrleks. Pada waktu lahir ini anak telah mempunyai potensi-potensi baik physik
maupun tempramen yang aktualisasinya tergantung kepada perkembangan dan
kematangan. Pertumbuhaqn itu bagi allport merupakan proses differensiasi dan
integrasi yang berlangsung secara berangsur-angsur. Pada taahun pertama ini
anak telah menunjukan perbedaan kwalit. Allport menyimpulkan bahwa anak menunjukan
dengan pasti sifat-sifat yang khas.
Transformasi kanak-kanak
Differensiasi, integrasi, pematangan, imitasi,
belajar, autonomi fungsional dan ekstansi self bahkan dia menerima keterangan
secara psychoanalytis walaupun dia mengatakan bahwa hal-hal tersebut tidak
punya kedudukan teoritis yang pokok bagi kepribadian yang normal, menurut
allport manusia addalah organisasi yang pada waktu lahirnya adalah makhluk
biologis lalu berubah/berkembang menjadi individu yang egonya selalu
berkembang, struktur-struktur sifatnya meluas dan merupakan inti daripada
tujuan-tujuan dan aspirasi masa depan.
Orang Dewasa
Pada
orang dewasa ini faktor-faktor yang menentukan tingkah laku ini adalaah
sifat-sifat yang terorganisasikan dan selaras. Sifat-sifat ini timbul dalam
berbagai cara dari perlengkapan-perlengkapan yang dimiliki neonatus. Bagaimana
jalan perkembangan ini yang sebenarnya bagi allport tidaklah penting.
BAB III
PENUTUP
Pokok-pokok
Teori Allport
1. Struktur dan Dinamika Kepribadian
A. Kepribadian, Watak dan Temperamen
1. Kepribadian
Menurut Allport kepribadian adalah organisasi
dinamis dalam individu sebagai sistem Psychopysis yang menentukan caranya yang
khas yang menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
2. Watak
Allport
menunjukan bahwa biasanya kata watak menunjukan arti normatif sertya menyatakan
bahwa watak adalah pengertian ethis dan menyatakanwatak adalah kepribadian
dinilai dan kepribadian adalah watak tak dinilai.
3. Temperamen
Temperamen
adalah disposisiyang sangat erat hubunganya dengan faktor-faktor biologis atau
fisologis dan karenanya sedikit sekali mengalami modifikasi di dalam
perkembangan.
B. Sifat
1. Sifat
Sifat adalah sistem neuropsikis yang
digeneralisasikan dan di arahkan dengan kemampuan untuk menghadapi
bermacam-macam perangsangan secara sama memulai serta membimbing tingkah laku
adaptid dan ekspresif secara sama.
2. Perbedaan sifat dengan beberapa pengertian yang
lain
·
Kebiasaan
·
Sikap
·
Tipe
3. Sifat-sifat umum dan sifat-sifat individual.
4. Sifat pokok- sifat sentral dan sifat sekunder
·
Sifat Pokok (cardinal trait)
·
Sifat sentral (Central trait)
·
Sifat sekunder (Secondary trait)
5. Sifat Ekspresif
6. Kebebasan Sifat-sifat
7. Konsistensi Sifat-sifat
8. Intensi
C.
Proprium
Proparium ini tidak dibawa sejak lahir tetapi
berkembang di dalam perkembangan individu.
D. Otonomi Fungsional (Function Autonomy)
Bahwa autonomi fungsional itu berbeda dari
pengertian umum bahwa sesuatu tingkah laku dapat berlangsung dengan alasan yang
berbeda darinalasan yang mula-mula menimbulkan tingkah laku itu.
Bukti-bukti
tentang autonomi fungsional
Dalam memberi alasan kepada konsepsinya itu allport
menunjukan kepada observasi diberbagai bidang yang semuanya menunjukan adanya
kecendrungan pada organisasi untuk tetap ada sesuatu response walaupun adalan
yang menimbulkan response itu tidak ada lagi.
1. Refleks Sirkuler.
2. Conative perseveraatif.
3. Reflek bersyarat tanpa reinforcement.
4. hasil penyelidikan dalam ilmu perbandingan
psychologi.
5. Neurosis.
6. Hubungan antara kemungkinan dan minat yang timbul
karena pengalaman.
2. Perkembangan Kepribadian
Kanak-Kanak
Transformasi kanak-kanak
Orang Dewasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar