BAB l
PEMBAHASAN
LATAR BELAKANG
Problem kesehatan mental sebenarnya sudah ada sejak
manusia sendiri itu ada. Sejak dulu manusia tidak hanya mengalami sakit jasmani
tetapi juga merasakan kesedihan,tertekan dan putus asa. Dan tentu saja orang
juga berusaha untuk menyembuhkan sakit non-jasmaniahnya baik dengan cara yang
rasional misalnya dengan minta nasehat pada orang tua, orang yang dituakan atau
dianggap bijak dan dengan cara yang irasional dengan pergi ke dukun atau
melakukan penyembahan pada benda-benda yang dianggap keramat. Perkembangan
kebudayaan, tekhnologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi cara-cara orang untuk
mengatasi problem non jasmaniah yang semakin lama tumbuh menjadi ilmu pengetahuan
sendiri.
Pada
zaman dahulu ketika tekhnologi belum dikenal oleh masyarakat umum secara luas
setiap penyakit yang diderita oleh manusia sering sekali dikait-kaitkan dengan
hal-hal yang berbau spiritual dan alam gaib, setiap penyakit dihubung-hubungkan
dengan gangguan makhluk halus, oleh karena itu orang yang sakit lebih memilih
berobat kedukun atau orang pintar yang dianggap bisa berkomunikasi langsung
dengan makhluk halus ketimbang berobat ke tabib yang mengerti tentang jenis
penyakit berdasarkan ilmu perobatan.
Penyakit
tersebutlah yang dinamakan dengan penyakit hati atau penyakit mental, untuk
mengatasi penyakit tersebut diperlukan menejemen hati atau mental yang baik
sehingga dapat membentuk kesehatan mental yang berimbas pada kesehatan secara
fisik individu tersebut. Dari latangbelakamng diatas pemakalah dapat mengambil
suatu permasalahan yaitu BAGAIMANA SEJARAH KESEHATAN MENTAL tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Kesehatan Mental
Sejarah kesehatan mental
tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karena masalah mental
bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan terlihat.
Berbeda dengan gangguan fisik yang dapat dengan relatif mudah dideteksi, orang
yang mengalami gangguan kesehatan mental sering kali tidak terdeteksi.
Sekalipun oleh anggota keluarganya sendiri. Hal ini lebih karena mereka
sehari-hari hidup bersama sehingga tingkah laku yang mengindikasikan gangguan
mental dianggap hal yang biasa, bukan sebagai gangguan.
Khusus untuk masyarakat Indonesia, masalah kesehatan mental
saat ini belum begitu mendapat perhatian yang serius. Krisis yang saat ini melanda membuat perhatian
terhadap kesehatan mental kurang terpikirkan. Orang masih fokus pada masalah kuratif, kurang
memperhatikan hal-hal preventif untuk menjaga mental supaya tetap sehat.
Tingkat pendidikan yang beragam dan terbatasnya pengetahuan mengenai perilaku
manusia turut membawa dampak kurangnya kepekaan masyarakat
terhadap anggotanya yang mestinya mendapatkan pertolongan di bidang kesehatan
mental.
Zaman Prasejarah
Manusia purba sering mengalami gangguan mental atau
fisik, seperti infeksi, artritis, penyakit pernapasan dan usus, serta
penyempitan pembuluh darah. Tetapi manusia purba benar-benar berusaha mengatasi
penyakit mental. Ia memandang dan merawatnya sama seperti halnya dengan
penyakit fisik lainya.
Tetapi sungguh menggembirakan karena pasien sakit
mental tetap diperlakukan secara manusiawi. Dalam perkembangan selanjutnya pada
waktu sejarah mulai tercatat walaupun ada beberapa pengecualian
peradaban-peradaban manusia di tandai dengan penganiayaan terhadap para pasien
sakit mental diperlakukan dengan kasar dan kejam serta mereka dipandang sebagai
penggangu masyarakat. Lagi pula dewasa ini orang kadang-kadang memperlakukan
para pasien sakit mental tanpa belas kasihan dibandingkan dengan
orang-orang zaman purba.
Ada spekulasi yang dapat diterima bahwa beberapa
gejala penyakit mental dewasa ini sangat mirip dengan yang dijumpai pada zaman
dahulu. Gejala-gejala penyakit mental zaman dahulu dan sekarang mungkin berhubungan
sama halnya kita sendiri juga berhubungan dengan paraa nenek moyang kita.
Penyebab-penyebab penyakit mental zaman dahulu dapat juga dianggap berhubungan
dengan penyakit mental zaman kita.
Para pendahulu psikiater dan psikolog kita muncul
pada zaman purba. Penyakit mental tentu saja merupakan bagian dari bidang
praktek mereka. Sering kali dukun-dukun ini merupakan para cendikiawan yang
lebih baik dari kelompok. Lagi pula hubungan natara agama dan penyakit mental
lebih erat dibandingkan dengan hubungan antara agama dan penyakit lain.
Zaman peradaban awal
Dalam semua peradaban awal yang kita kenal di
mesopotamia, mesir, yahudi, india, cina dan benua amerika, imam-imam, tukang
sihir merawat orang yang sakit mental. Diantara semua peradaban tersebut
sepanjang zaman kuno penyakit mental mulai menjadi hal yang umum. Bersama
dengan penderita-penderita lain, kekalutan-kekalutan mental menjadi kawan
separjalanan yang setia bagi manusia pada waktu ia bergerak menuju kehidupan
yang terorganisir. Ilmu kedokteran menjadi lebih terorganisasi waktu
peradaban-peradan menjadi lebih maju.
Di mesopotamia Penyakit mental dihubungkan dengan
setan-setan dan pengobatan atau perawatanya dilakukan dengan upacara-upacara
agama dan upacara-upacara magis supaya setan keluar dari tubuh si pasien.
Orang-orang mesir memiliki sekolah kedokteran di kuil imhotep. Di kuil tersebut
terdapat sebuah rumah sakit di sana dikembangkan terapi untuk pasien berupa
rekreasi dan pekerjaan serta di terapkan semacam psikoterapi yang serupa dengan
beberapa pendekatan yang sangat moder untuk mengobati penyaklit mental.
Di mesir juga dokter-dokter yang sekaligus imam,
kepercayaan akan setan dan suatu pendekatan untuk merawat penyakit mental yang
serupa dengan yang terdapat di mesir dan mesopotamia juga merupakan ciri khas
dari ilmu kedokteran yahudi, tetapi kepercayaan akan satu alLah sebagai sumber
segala kehidupan termsuk kesehatan dan penyakit mental merupakan perbedaan
pokok dengan ilmu kedokteran dari peradaban awal lainya.
Di persia setan-setan dipersalahkan karena
menyebabkan penyakit-penyakit mental dan segala penyakit. Mental yang baik atau
kekuatan psikis/jiwa selalu mencari kesucian, kebajikan dan kebaikan hati.
Metode-metode pengobatan cina dn hindu mirip dengan yang terdapat di persia.
Ada kepercayaan-kepercayaan yang serupa dengan kekuatan-kekuatan yang berperang
antara yang baik dengan yangburuk. Dalam pandangan orang cina gangguan mental
dilihat sebagai penyakit dan dianggap sebagai gangguan proses alam atau ketidakseimbangan
antara yin dan yang.
Karena gangguan mental dianggap sebaai tidak adanya
keseimbangan fisik maka orang yang mengalami gangguan mental tidak dianggap
sebagai yang memalukan. Demikian juga orang hindu memiliki kekuatan baik yngh
disebut VISHNU dan berperang melawan kekuatan jahat yang disebut SHIVA.
Di afrika masyarakat berpendapat bahwa gangguan fisik dan mental di sebabkan
oleh musuh-muh, roh jhat atau dalam beberapa kasus oleh nenek moyang yang
marah. Beberapamasyarakat tradisional afrika berpendapat bahwa penyakt
disebabkan oleh penyebab-penyebab natural (fisik).
Phytagoras (orang yang pertama memberi penjelasan alamiah terhadap
penyakit mental), Hypocrates (Ia berpendapat penyakit / gangguan otak
adalah penyebab penyakit mental), Plato (gangguan mental sebagian gangguan
moral, gangguan fisik dan sebagiaan lagi dari dewa dewa)
Zaman Renaissesus
Pada zaman ini di beberapa negara Eropa, para tokoh
keagamaan, ilmu kedokteran dan filsafat mulai menyangkal anggapan bahwa pasien
sakit mental tenggelam dalam dunia tahayul.
Abad XVII – XX
Peralihan dari pendekatan demologis ke pendekatan ilmiah
terhadap penyakit mental tidak terjadi dalam waktu yang singkat. Di prancis
misalnya hukuman mati bagi tukang sihir tidak dicabut sampai tahun 1862.
Kecendrungan umum pertama terhadap perawatan khusus bagi para pasien sakit
mental mungkin sekali muncul setelah pembaruan-pembaruan social, politik dan
ilmu pengetahuan yang menjadi cirri dari pertengahan abad ke 18.
Pada awal abad ke 18 perhatian dipusatkan pada
klasifikasi dan system suatu hal yang mungkin sama dengan analisis system.
Kemajuan-kemajuan dalam ilmu kedokteran fisik dengan identifikasi, penyelidikan
dan usaha untuki secara rasional mengobati banyak penyakit yang sampai saat itu
dilihat sebagai sesuatu yang misterius dan magis.
Phillipe pinel memulai karyanya pada pengobatan psikiatri
pada permulaan nabad ke 19 segera setelah revolusi. Ia tetap sebagai dokter
yang bertanggung jawab terhadap la bicetre rumah sakit mental di paris. Ia
memelopori perlakuan dan pemahaman manusiawi terhadap orang-orang yang
mengalami kekalutan mental.willian tuke mendirikan York Retreat pada waktu
pinel mengorganisasikan rumah sakit mental di prancis. Usaha kelompok kecil
dari tuke itu lambat laun mendapat dukungan dari John Conolly, Samuel Hitch dan
psikolog-psikolog medin lain yang hebat dari inggris.
Pada wahun 1841 vHitsch mulai nmenggunakan perawatan
wanita yang terlatih di bangsa-bangsa rumah sakit jiwa Gloucester dab
nebempatkan pengawasan-pengawasan untuk memimpin staf perawatan. Anton muller
yang bekerja disebuah rumah sakit mental menyarankan perawatan yang manusiawi
terhadap orang-orang gila dan menentang kekangan yang sangat tajam terhadap
para pasien sakit mental.
Di amerika latin urmah sakit yang paling awal mulai
muncukl pada pada tahun 1820an. Pada ytahun 1847 para pengunjuung ke meksiko
dan perlu melaporkan bahwa orang gila di pakai sebagai hoburan untuk masyarakat
umum yang membayar untuk pertunjukan itu. Keberhasilan dari eksperimen pinel
dan tuke dalam metode yang lebih berperikemanusiaan menimbulkan revolusi para
perawatan para pasien sakit mental di seluruh dunia beradab. Kemudian pada
pertengahan abad ke 19 di mana tukang sihir di bakar di amerika seperti di
eropa munculah revolusi pertama untuk menangani secara manusiawi dan
memperbaiki lembaga-lembaga penyakit mental yang dimulai oleh seorang guru wanita
dari Massachusetts, Dorothea Lynde Dix.
Tetapi gerakan ilmu kesehatan mental tersebut tidak lama
kemudian di prakarsai oleh Clifford Wittingham Beers. Selama 3 tahun ia di
rawat sakit negeri dan swasta di Connecticut Beers mengalamin perlakuan yang
tidak manusiawi dari pegawai-pegawai rumah serta tetap memakai baju tidur dan
terikat selama beberapa jam.
Pada tahun 1919 di bentuk international Committee for
Nental Hygiene dengan markasr besarnya di amerika serikat. Pada tahun 1930
ketika kongres international I din adakan di Washington DC., ada 53 bnegara
terbagi di dalam kongres tersebut. Pengakuan terhadap cita-cita preventif yang
di sponsori oleh nasional comunitee for Mental Hygiene datang pada tanggal 3
juli 1946 ketika kongres amerika serikat mengesahkan undang-undang kesehatan
mental nasional. Pengesahan Undang undang oleh kongres amerika serikat ini
jelas merupakan pengakuan teradap usaha-usaha Clifford Beers. Sebagai punbcak
dari gerakan besar yanbg dimulai di New Haven, Connecticut ini, maka dibentuk
federasi dunia kesehatan mental pada tahun 1948.
Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826)
menggunakan filsafat polotik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem
penyakit mental. Dia terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di
rumah sakit ini, pasiennya dirantai, diikat ketembok dan tempat tidur. Para
pasien yang telah di rantai selama 20 tahun atau lebih, dan mereka dianggap
sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya, diantara
mereka banyak yang berhasil, mereka tidak lagi menunjukkan kecenderungan untuk
melukai atau merusak dirinya.
Psikiatri
Pada tahun 1800an adlah
usha untuk menolong parapasien sakit mental tetapi pad akhir abad itu
dokter-dokter belum menemukan penyebab-penyebab atau pecegahan, penyembuhan
atau perawatan yang efektif terhadap penyakit mental meskipun mereka telah
mengklasifikasikan beribu ribu macam kekalutan mental. Kemajuan yang meliputi
banyk hal pada bidang medis lain membuka peluang pikiran orang terhadap
kemungkinan yang semakin banyak dan di antaranya dapat di masukan pengertian bahwa
kesehatan mental/penyakit mental merupakan masalah yang di pecahkan secara
ilmiah dan medis. Sebelum abad ke 19 perkembangan dalam kesehatan mental
terjadi pada 4 bidang umum: perlakuan terhadap pasien sakit mental yan lebih
manusiawi dan rasional oleh masyarakat, langkah-langkah untuk memperbaiki
lembaga-lembaga untuk penyakit mental dan praktek-praktek yang mereka lakukan,
perhatian para penulis besat dan filsuf yang
berpengaruh terhadap psikologi dan tingkah laku manusia dan suatu sistem
klasifikasi yang komprehensif bagi kekalutan mental yang dampknya meluas ke
zaman kita.
Barangkali tokoh yang paling berpengaruh dalam
bdnag psikiatri pada akhir abad ke 19 dan permulaan abad ke 20 adalah emil
kraepelin. Pada tahun 1883 ia menrbitkan buku pelajaran yang menguraikan
penyakit mental yang berdasarkan patologi organik khususnya gangguan fungsi
sistem saraf suatu segi pandangan yang mengarahkan pendekatanya pada masalah
umum gangguan mental. Meskipun banyak hasil yang diraih oleh para peneliti yang
berorientasi organik pada beberapa bidang terbatas namun sangat sedikit
kemajuan yang di capai dalam merawat pasien-pasien yang mendapatkan gangguan
mental. Mesmer mengembangkan dan menggunaakan teknik yang dinamakan animal
magnetism. Ia mengatakan bahwa penyembuhan-penyembuhan dilakukan dengan
mengontrol dan mengubah penyebab penyakit mental. Menurutnya tingkah laku
abnormal itu merupakan akibat dari ketidakseimbangan cairan-cairan magnetis.
Piere Janet mengembangkan teori psikologis pertama yang menerangkan neurosis.
Baik mayer maupun freud tidak menerima hadiah nobel atas karyanya dan bru tahun
1949 hadiah tersebut diberikan atas karya yang berhubungan dengan penyakit
mental.
John B. Watson adalah
orang yang mengemukakan ide bahwa pengondisian klasik dapat di gunakan untuk
menjelaskan gangguan mental. Penjelasan psikologis yang sangat baru tentang
gangguan mental telah dikembangkan pada tahun 1960an ketika para ahli klinis
mengemukakan bahwa gangguan mental disebabkan oleh kognisi-kognisi yang keliru
dan proses proses pikiran yang kalut yang dimiliki individu tentang dirinya
sendiri dan dunia.
Dalam abad ke 20 kita
melihat perkembangan-perkembangan yang penting dalam pengetahuan yang mengenai
penyebab-penyebab dan perawatan penyakit mental yang berdasarkan baik pada
faktor psikologis maupum faktor biologis. Abad ke 20 juga memperlihatkan
munculah para perawatan mental yang mengambil sepsialisasi dalam merawat
orang-orang yang mengalami gangguan psikologis. Pada abad ke 20 banyak
perawatan fisiologis terhadap gangguan-gangguan mentsl digunakan namun tidak
ada yang efektif pada awal tahun 1950an metode perawtan fisiologis mulai
diperkenalkan dan perawatan tersebut sangat berpengaruh dalam memahami dan
menangani gangguan mental.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan di atas
mengenai Sejarah Kesehatan Mental terdapat beberpa fase sejarah yaitu
diantaranya zaman pra sejarah, peradaban-peradaban awal, abad pertengahan,
zaman renaisanse, abad ke XVII – Abad XX dan yang terakhir adalah abad
psikiatri. Setiap fasenya mempunyai pemahaman tersendiri mengenai kesehatan
mental tersebut. Dan juga terdapat banyak pendapat bagi para ahli mengenai
sejarah kesehatan mental.
Sejarah kesehatan mental
tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karena masalah mental
bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan terlihat.
Berbeda dengan gangguan fisik yang dapat dengan relatif mudah dideteksi, orang
yang mengalami gangguan kesehatan mental sering kali tidak terdeteksi.
Khusus untuk masyarakat Indonesia, masalah kesehatan mental
saat ini belum begitu mendapat perhatian yang serius. Krisis yang saat ini melanda membuat perhatian
terhadap kesehatan mental kurang terpikirkan. Kita mungkin merasa aneh
bila kita membaca sejarah masa lampau bahwa deonologi digunakan untuk
menjelaskan gangguan mental dan penyiksaan digunakan untuk merawat individu
yang mengalami gangguan mental tetapi kita juga mengakui masih tetap
berpendirian bahwa gangguan mental tetap dihubungkan dengan setan-setan, roh
jahat, nenek moyang, untukm menjaga kesehatan mental dan emosionall, orang
masih percaya bahwa orang-orang harus menyenangi allah atau roh nenek
moyang atau berusaha menghindari
pengaruh jahat atau setan. Dalam kelompok masyarakat tertentu mental yang sehat
di lihat sebagai hasil dari uaha tetap menjaga antara lain fisik, spiritual dan
behavioral.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin,Yusak. Kesehatan
Mental,( Bandung: Pustaka Setia, 1998).
Semiun, Yustinus, Kesehtan Mental 1,
Yogyakarta; Kanisius, 2006
Siswanto. Kesehatan
Mental “ Konsep, Cakupan dan Perkembangan”. Yogyakarta: Andi, 2007.
Sururin,
Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
Yusuf, Syamsu, Mental Hygiene Pengembangan
Kesehatan Mental Dalam Kajian Psikologi Dan Agama, Bandung: Pustaka Bani
Quraisy, 2004.
MAKALAH KESEHATAN MENTAL
Di Susun oleh:
A.Hatimi 11521001
Deka Harianto 11521004
Dosen Pembimbing
Manah Rasmanah M. Si
BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
IAIN RADEN FATAH PALEMBANG
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar