Selasa, 13 Mei 2014

Pengantar Ilmu Kesos



PENGANTAR ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL


Lambang IAIN.jpg







Tugas ini disampaikan pada mata kuliah


Disusun Oleh  :
A. Hatimi                    11521001


Dosen Pembimbing
Sukirman, S. Sos, M. Si

JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH dan KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2014
BAB I
PENGERTIAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

Secara historis cikal bakal ilmu kesejahteraan sosial dapat di telusuri melalui adanya usaha-usaha kesejahteraan social tradisional dalam masyarakat yang dikemudian hari menjadi modern/ilmiah, sejak awal abad ke 13 di inggris, pertengahan abad 17 di amerika serikat dan zaman sebelum kemerdekaan di Indonesia. Pada masa tersebut usaha kesos dilakukan hanya berdasarkan atas dorongan kemurahan hati.
Sampai saat ini belum ada sebuah batasan kesos yang dapat di terima secara umum. Ini nampaknya sudah menjadi fitrah dari ilmu social apa saja. Para cendikiawan ilmu kesos atau praktisi pekerjaan sosial merumuskan batasanya sendiri-sendiri sehingga terdapat beranekaragam definisi. Kesejahteraan social ialah sautu tata kehidupan dan penghidupan social, material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebuthan jasmani, rohaniah dan social yang sebaik-baiknya bagi fitri, keluarga serta masyarakat dengan menjunng tinggi hak azazi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila.
Sedangkan Midgley menjelaskan suatu keadaan sejahtera secara social tersusun dari tiga Unsur sebagai berikut. Pertama  setinggi apa masalah-masalah social dikendalikan, Kedua seluas apa kebuthan-kebuthan dipenuhi dan Ketiga, setinggi apa kesempatan-kesempatan untuk maju tersedia. Namun demikian kita dapat mengatakan bahwa batasan-batasan tersebut di atas lebih menekankan pengertian kesejahteraan social sebagai suatu keadaan kecuali batasan dari sparlan et al.
Dari uraiana diatas jelaslah bahwa kesejahteraan sosial didefinsikan secara berbeda-beda oleh para ahli dan contoh tersebut masih dapat dilanjutkan lagi dengan batasan-batasan lainya sehingga akan menjadi lebih menjenuhkan. Yang ingin dijelaskan disini adalah dua adalah sebagai berikut ini. Pertama adalah mengklasifikasikan definis-definisi tersebut agar menjadi lebih mudah dipahami khususnya bagi pembaca pemula. Kedua adalaha mengkritisi definisi-definis tersebut.


Jiia kesejahteraan sosial itu memang merupakan suatu ilmu khususnya termasuk dan rumpun ilmu sossial, maka ia harus memenuhi kualifikasi keilmuan sebagaimana ilmu – ilmu sosial lain. sepertia psikologi, sosiologi, dan ilmu politik. Dalam dunia keilmuan telah diterima bahwa suatu ilmu selalu memiliki sasaran, pusat perhatian dan metode tertentu. Suatu ilmu hendaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·         Empiris yaitu didasarkan pada pengamatan dan nalar, tidak bersifat imajinatif dan hasilmnya tidak bersifat spekulatif.
·         Teoritis yaitu berusaha meringkas pengamatan yang kpmploks ke dalam proposisi yag abstrak dan saling berhubungan secara logis yang menyakan hubungan kasual.
·         Nonetis yaitu tidak mempersoalkan pakah kegiatan-keggiatan tertentu dinilai baik atau buruk melainkan berusaha untuk menjelaskan saja.

BAB II
Sasaran Ilmu Kesejahteraan Sosial

Ilmu ( Sosial ) merupakan sekelompok pengetahuan yng teratur yang membahas suatu sasaran tertentu ( Gejala-gejala Ssosial ) untuk memperoleh keterangan dan arahan yang mengandung kebenaran. Sasaran ilmu kesejahteraan sosial itu paling tidak meliputi beberapa hal sebai berikut:
1.      Kondisi kesejahteraan ( Individu, Kelompok danKomunitas )
2.      Aktivitas kesejahteraan
3.      Kebutuhan ( pelayanan Sosial )
4.      Fakta kesejahteraan
5.      Institusi/ organisasi pelayanan sosial
6.      Negara kesejahteraan.
Menurut T Sumanonugroho paling tidak ada tiga orientasi ilmu kesejahteraan sosial yang dalam prakteknya dapat terjadi pertautan antar ketiganya, maing-masing adalah:
1.      Orientasi akademik, mengemban tugas memprediksikan dan memecahkan masalah secara eoritis.
2.      Orientasi klinis, mengemban tugas mengarah tinjauab teoritis dan prediktif ilmu pada sistem klien, mencakup kegiatan diagnosa klien dan keterlibatan terhadap pemecahan masalah.
3.      Orientasi stategis, mengemban tugas memandang masalah yang ada diluar sistem klien.
BAB III
Pusat Perhatian Ilmu Kesejahteraan Sosial

Setiap ilmu tidak mungkin memusatkan perhatianya kepada semua aspek atau masalah dari sasaranya karena aspek atau masalah itu sangat banyak dan beraneka ragam. Menurut Mohammad hatta setiap ilmu hanya menyelidiki satu atau segolongan masalah saja yang sama sifatnya, masalah-masalah yang lain disingkirkan keluar penilikanya dan diumpamakan tidak berpengaruh atas masalah yang dikupas, maslah-msalah lain itu menjadi usaha sesuatu ilmu lain untuk menerangkanya.
Disini ada beberapa hal yang perlu dijelaskan pertama adalah lingkup danimplikasi dari pusat perhatian ilmu kesejahteraan sosial tersebut. Ada tigas komponen penting yang perlu diperhatikan yaitu, Pertama, orang yang memiliki kebutuhan pelayaan sosial, Kedua seecara implisit, lembaga kesejahteraan sosial yang menyediakan pelayanan sosial, Ketiga, non kriteria pasar. Kedua masih ada sedikit persoalan lagi yang mesti kita selesaikan di sini yaitu istilah sasaran perhatian yang dipergunakan secara sejajar. Pusat perhatian ilmu kesejahteraan sosial adalah orang-orang yang mempunyai kebutuhan-kebutuhan akan pelayanan sosial dari lembaga kesejeahteraan sosial khususnya yang tidak dapat memenuhinya berdasarkan kriteria pasar.

BAB IV
Metode Ilmu Kesejahteraan Sosial

Sampai sejau ini kiranya belum cukup bagi kita untuk dan menerima kesejahteran sosial sebagai ilmu sehingga kita dapat merangkai kata-kata tersebut menjadi ilmu kesejahteraan sosial dimana kata ilmu tidak perlu diapit lagi dengan tanda kutip tunggal. Kita belum menemukan atau membuktikan bahwa kesejahteraan sosial memiliki metode keilmuan dalam mengkaji bidang kajianya sebagaimana ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, psikologi dan ilmu politik. Sebab sudah menjadi kelaziman dalam dunia keilmuan bahwa hakekat keilmuan ditentukan oleh cara berfikir yang dilakukan dengan menurut persyaratan keilmuan. Tentu kita tidak harus menolak menggunakan metodologi ilmiah seperti itu untuk membantu mengembangkan dan mengesahkan suatu ilmu asalkan metode tersebut dapat digunakan secara memadai khususnya bagi ilmu pekerja sosial yang notabene serta nilai sebagai bagian dari ilmu kesejahteraan sosial.
Kita tidak perlu dibingungkan oleh metode di satu pihak dan cara pandang atau pendekatan di pihak lain dalam kerja keilmuan. Kembali pada pokok soal bab ini jika kesejahteraan sosial ingin disebut sebagai ilmu maka ia harus memiliki metode keilmuan yang tertentu. Oleh karna itu tidak ada msalah jika ilmu kesejahteraan soial mengadopsi metode keilmuan yang sudah lazim digunakan oleh ilmu sosial yang lain. dalam realitasnya ilmu sosial tersebut memanb berbagi metode keilmuan dengan ilmu kesejahteraan sosial karenanya bisa dimengerti adanya kerjasama sosiolog, psikolog, ilmuwan politik dengan sarjana kesejahteraan sosial/pekerja sosial dalam menganalisis, menemukan alternatif solusi untuk mengatasi kompleksitas masalah sosal yang ada pada masyarakat. Ini yang disebut dengan pendekatan multidisipliner dan lebh jauh, interdisipliner. Cara kerja semacam ini tidak akan bisa terwujud tanpa adanya keberagian dalam metode keilmuan.
Ada bebeberapa metode keilmuan yang lazim di pakai dalam ilmu-ilmu sosial pada umumnya yaitu observasi, analisis, klasifikasi, komparasi, pengukuran dan survai. Bahwa kesejahteraan soial disamping sebagai bidang kajian dan praktek merupakan pengetahuan yang terorganisasi dengan baik karena memiliki sasaraan, titik perhatian dan meode keilmuan yang jelas. Dalam mengemban tugas keilmuan ilmu kesejahteran sosial memilki tiga orientasi yang tidak dapat dipisahkan tetapi dapat dbedakan secara analitis yaitu akademik, klinik dan strategis. Oleh karna itu sekarang tiba saatnya untuk membuang tanda kutip tunggal yang mengapit kata ilmu dan tidak ada keraguan lagi untuk menggabungkan kata tersebut dengan kata kesejahteran sosial sehingga menjadi keilmuan kesejahteraan sosial.

BAB V
Orientasi Akademik Kesejahteraan Sosial

Ilmu kesejahteraan sosial itu tumbuh dan berkembang dari usaha kesejahteraan sosial tradisional yang ada dalam masyarakat baik masyarakat timur mupun barat. Keberadaan ilmu kesejahteraaan sosial sekarang ini tentu tidak bisa dilepaskan dari peranan lembaga pendidikan atau lembaga pelatihan dibidang kesejahteran sosial. Walaupun demikian tidak berarti bahwa usaha ksejahteraan sosial yang dilakukan oleh kaum agamawan kehilangan jejaak akademiknya apalagi mati suri.
Orientasi akademik mengemban tugas memprediksikan dan memecahkan masalah secara teoritik. Ilmu kesejahteraan sosial diharapkan menunjukan kompetensinya membina teori-teori baik dalam mengembangkan meta teori maupun teori praktek. Orientasi ini ceracar implisist ilmu kesejahteraan sosial juga diharapkan menunjukan kompetensinya dalam mentransfer teori-teori tersebut dari generasi yang satu kepada generasi yang lain dari pemangku ilmu kesejahteraan sosial kepada pendidik ilmu kesejahteraan sosial. Tugas seperti ini biasanya dilakukan dalam dunia pendidikan secara khusus dalam pendidikan tinggi baik yang berbentuk sekolah tinggi atau Universitas.

Aspek Pendidikan
            Pembicaraan tentang pendidikan tidak terlepas dari sudut pandang yang digunakan. Satu cara yang memandang pendidikan secara menyuluruh dan terdiri dari bagian-bagian yang bekerja secara sistematik disebut juga dengan pendekatan sistem.jurusan/program studi ilmu kesejahteraan sosial di indonesia pada umumnya berada di bawah naungan uniuversitas khususnya di bawah fakultas ilmu soial dan ilmu politik. Ini berarti bahwa pertama dan  pengakuan dan penerimaan terhadap ilmu kesejahtreran sosial sebagai serumpun dengan ilmu-ilmu sosial lain, kedua kecendrungan untuk lebih menekankan pengembangkan bobot akademik daripada pengembangan bobt profesional.
            Dewasa ini program studi apapun khususnya berhubungan dengan pelyanan sosil sperti kesejahteraan sosial/pekerja sosial, menghadapi dua konteks sekaligus yaitu otonominasi daerah dan globalisasi kehidupan. Oleh karnanya dalam rangka mempersiapkan peserta didik agar memiliki tingkat kompetensi dan kompetisi yang memadai kita tidak cukup menempatkannya hanya dalam satu konteks dengan kata laion kita perlu menempanya dalam dua dunia tersebut.

Aspek Penelitian   
            Pokok yang ingin disampaikan disini sehubungan dengan pentingnya penelitian bagi ilmu kesejahteraan sosial dalam membina teori-teori relevan adalah politik ilmu pengetahuan. Akhirnya pokok yang perlu ditegaskan disini adalah bahwa kita tidak harus menolak mendasarkan penelitian kesejahteraann sosial pada pandangan positivisme atau modernisme untuk mengembangkan dan mengesahkan teori-teori kesejahteraan sosial sejauh pandangan tersebut dapat digunakan secara memadai. Namun mengingat kesejahteraan sosial sebagai ilmu yang relatif muda diharapkan dapat menunjukan kompetensinya untuk membina teori-teori baik dalam mengembangkan pandangangan postmodernisme nampaknya akan menjadi peragian teori yang lebih ccepat.
            Kajian-kajian akademik pertama dalam bidang tersebut berbentuk deskriptif. Satu dari yang pertama itu adalah penelitian tentang kesejahteran sosial dalam negara-negara jajahan inggris yang dilakukam oleh mair dalam konfigurasi penelitian deskriptif analitik. Satu contoh dari penelitian awal yang baik adalah pekerjaan yang dilakukan oleh titmuss dan koleganya dalam konfigurasi penelitian dekriptif evaluatif dimana mereka memberikan advis kepada pemerintah mauritius atas kebijakan sosialnya. Yang perlu ditekankan disini adalah ketepatan untuk menggunakan pendektan penelitian dalam penelitian kesejahteraan sosial.

BAB VI
Orientasi klinik Kesejahteraan Sosial

Tugas orientasi klinik adalah mengarahkan tinjauan teoritik dan prediksi ilmu pada sistem klien mencakup kegiatan diagnosa klien dan keterlibatannya dalam memecahkan masalah teoritik. Sejak awal perkembangan ilmu kesejahteraan sosial/ pekerja sosial mengedepankan orientasi ini. Hal ini dimengerti karena ilmu ini memang tumbuh dari suatu aktivitas yang didoron oleh kasih sayang dan amal baikerhadap sesama.


Praktek Pekerja Sosial
            Sekarang ada tiga pendekatan terlembaga dalam memajukan kesejahteraan social. Pertama adalah filantrofi social yang mengendalikan sumbangan-sumbangan social, usaha-usaha sukarela dan organisasi-organisasiu non profit untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan, mengatasi masalah-masalah dan menciptakan kesempatan-kesempatan bagi manusia. Kedua adalah pekerja social yang mengendalikan pekerja profesional untuk membantu mewujudkan tujuan-tujuan kesejahteraan melalui kerja sama dengan individu, kelompok dan komunitas. Ketiga adalah administrasi social atau kebijakan social yang mengendalikan intervensi pemerintah melal;ui ragam pelayanan-pelayanan sosial berdasarkan undang-undang.
            Ada tiga karakteristik umum pekerja social, Pertama, pekerja sosial merupakan suatu pertolongan terhadap individu, kelompok dan komuniutas agar dapat mengatasi masalah relevan yang dihadapinya, Kedua, pekerja social merupakan suatu kegiatan social untuk kepentingan anggota masyarakat yang membutuhkan dengan maksud tidak mencari keuntungan pribadi. Ketiga, pekerja social merupakan kegiatan perantara bagi individu kelompok dan komunuitas agar dapat mempergunakan sumber-sumber yang ada dalam masyarakat.
            Ada tiga pandangan tentang pekerja social. Pertama, dasar untuk banyak ide pekerja social adalah pandangan terapeutik- refleksif. Kedua, pandangan sosialis-kolektifis, Ketiga, adalah pandangan reformis-individuualis. Untuk mencapai sasaran tersebut beberapa hal berikut perlu mendapat perhatian. Pertama, adalah penyediaan sumber-sumber pemecahan masalah uyang memadai dan dapat dipakai oleh yang memudahkan. Kedua, pelaksanaan usaha kesejahteraan sosial atau penggunaan sumber-sumber pemecahan masalah harus benar-benar dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ketiga, pelaksanaan usaha-usaha kesejahteran social harus tetap bersifat demokratik dan menggerakan sebanyak mungkin para pelaku dalam arti keterlibatan semua unsur dan sel-sel yang ada dalam masyarakat. Keempat, menghindari dan menghilangkan akibat samping atau dampak yang burk dari pelaksanaan usaha kesejahteraaan social. Perlu ditegaskan bahwa esensi dari praktek pekerja social itu adalah intervensi professional legal demi terpenuhinya kebutuhan klien akan pelayanan-pelayanan sosuial.

Teori Dalam Praktek Pekerja Sosial
            Dalam usaha kesejahteraan social dipraktekan tujuh proses pekerjaan social. Ketujuh proses atau metode tersebuut adalah: social casework, social group work, community organization, social welfare research, social welfare administration dan social action. Tiga metode yang pertama disebut sebagai metode pokok sedangkan tiga metode yang terakhir disebut sebagai metode bantu. Metode pokok adalah metode yang digunakan secara langsung untuk memberikan pertolongan kepada klien, berlangsung berhubungan dengan manusiua yang hendak ditolong oleh oleh pekerja social, meskipun dalam mcommunity organization hubungan tersebut tidak dilakukan kepada orang per orang secara khusus. Metode bantu adalah metode pokok secara maksimal.

            BAB VII
Orientasi Stategik Kesejahteraan Sosial

            Menurut segal dan brzuzy ada bebrapa alasan mengapa sistem kesejahteraana social perlu mendapat perhatian dalam intervensi kesejahteraan social. Pertama kita merupakan bagian dari sistem kesejateraan soaial walaupun pada saat yang berbeda dalam kehidupan kita memainkan peran yang berbeda. Kedua kita semua adalah keduanya penyedia dan penerima pelayanan kesejahteraan social. Ketiga  warga Negara terlibat dalam pembuatan kebijakam kesejahteraan social. Keempat usaha-usaha swasta juga merupakan bagian dari sistem kesejahteraan social. Kelima  sistem kesejahteraan social berdasarkan atas nilai-nilai dan kepercayaan-kepercayaan social yang berubah sepanjang waktu. Dalam bentuk yang sederhana sistem kesejahteraan social dapat di konseptualisasikan sebagai empat bagian yang saling berhubungan sebahai berikut: 1). Isu-isu social, 2). Tujuan-tujuan kebijakan, 3). Perundangan/peraturan, 4). Program-program kesejahteraan social.




Perencanaan, Kebijakan dan Program Kesejahteraan Sosial
            Banyak definisi tentang perencanaan yang telah dirumuskan oleh para ahli baik dalam bidang sosial maupun dalam bidang ekonomi. Perencanaansecara teknik merupakan suatu prosedur untuk meraih hubungan yang optimal ataraa tujuan-tujuan dan sumberdaya-sumberdaya termasuk akibat-akibat dari tindakan di masa yang akan datang. Perencanaan kesejahteraan social merupakan satu bentuk yang tercakup di dalam perencanaan social.      
          Perencanaan social biasanya dtuangkan dalam kebijakan social. Analisis mengenai apakah perencanaan social mendahului atau mengarahkan kebijakan social atau sebaliknya.William N. Dunn mengemukakan bahwa kebijakan public merupakaan rangkaian pilihan yang kurang lebih saling berhubungan yang dibuat oleh badan dan pejabat pemerintah diformulasikan di dalam bidang-bidang isu sejak pertahanan, energy dan kesehatan sampai ke pendidikan, kesejahteraan dan kejahatan.
Secara singkat Segal dan Brzuzy mengemukakan bahwa kebiakan kesejahteraan sosial adalah tanggapan yang teorganisasi atai tiadanya suatu tanggapan terhadap suatu isuatau masalah sosial. Kebijakan menyatakan suatu posisi yang di ambil tetapi posisi itu tidak selalu mensyaratkan tindakan. Berpijak dari definisi-definisi yang telah di sebutkan diatas bahwa kebjikan sosial mengalamatkan masalah-masallah sosial sedangkan kebijakan kesejahteraan sosial mengalamatkan kebutuhan-kebutuhan orang terhadap pelayanan-pelayanan sosial spesifik maka kebijkan kesejahteraan sosial merupakan bagian dari kebijakan sosial.

Pandangan- Pandangan Mengenai Kebijakan Kesejahteraan Sosial
Ada tiga persfektif pokok yang menjelskan bidang kebijakan kesejahteran sosial yaitu institusional, analitik dan politik. Inti dari pandangan institusional adaalah membatasi tentang kebijakan kesejahteraan sosial apa yang ada dan menggambarkan beberapa batasan-batasanya. Inti dari pandangan analitk adalah menunjukan pendekatan-pendekatan yang berbeda untuk mempelajari kebijakan dan untuk menghubungkan pengetahuaan kebijakan dengan praktek pekerjaan sosial. Sedangkan inti dari pandangan politik adalah menelusuri keselingterikatan antara masyarakat dan pemerintah dalam bidang keseahteraan sosial.

Persfektif Institusional, ada tujuh institusi sosial dasar dalam mana aktivitas pokok kehidupan masyrakat berlangsung yaitu: Kekeluargaan, Agama, Tempat kerja, Pasar, Tolong Menolong dan Pemerintah. Semua aktivitas pokok sehari-haridari masyarakjat terorganisasi dalam satu atau lebih dari institusi-institusi tersebut.
Persprektif Analitik, para analisis cendrung mendekati bidang kesejahteraan sosiala dalam beberapa cara yang saling berhubungan. Tetapi menurut Gilbert dan Terrel ada 3 pendekatan pokok kebijakan kesejahteraan sosial yaitu: proses, produk dan performan. Setiap pendekata menguji pertanyaan-pertanyaan yang utamanya relevan dengan peran profesional dari perencana, administrator dan peneliti. Kajian-kajian proses dalam kebijakan kesejahteaaan sosial fokus pada dinamika perumusn kebijakan sehubungan dengan variabel sosiopolitik dan metodologi teknis. Kajian-kajian proses di gunakan sebagai batasan seputar mana penilaian-penilaian kebijakan diorganisasikan biasanya dalam bentuk sudi-studi kasus tentang masukan-masukan politik dan teknik bagi pembuatan keputusan. Kajian proses bisa berbeda berkenaan dengan dimensi waktu dan tingkat analisisnya. Kajian-kajian Produk  dalam kebijakan kesejahteraan sosial fokus pada isu-isu pilihan, kajian ini merupakan bentuk analisa kebijakan kesejahteraan sosial yang paling kurang dikembangkan secara sistematik. Analisa-analisa biasanya fokus pada suatu isu pilihan atau yang lain yang berhubungan erat dengan suatu kebijakan spesifik, tetapi tidak ada kerangka kerja yang sistematik untuk menempatkan isu umum dari desain kebijkakan dalam suatu konteks yang luas. Kajian-kajian Performan, menaruhb perhatian pada deskripsi dan evaluasi mengenai hasilihasil yang terprogram dari pilihan-pilihan kebijakan. Kadian hasil program lebih dapat dipertanggung jawabkan untuk pengamatan objektif dan sistematik daripada kajian-kajian proses dan produk karena batasan-batasan program lebih di gambarkan secara jelas.
Persprektif politik, perdebatan klasik dalam politik kesejaheraan soaial mengadu nilai-niai indivdual lawan kolektif, nilai-nilai yang secra ajelas menawarkan ungkapan yang berbeda mengenai masyarakat yang baik dan peran 7yang tepat dari pemerintah.
Analisa Kebijakan Kesejahteraan Sosial
analisa Kebijakan Kesejahteraan Sosial dilakukan untuk menyediakan bimbingan dan arahan bagi para pembuat kebijakan. Sementara proses kebijakan secara keseluruhan dipengaruh oleh nilai-nlai benar adanya pengenalan dan pendefinisian masalah-masalah sosial dan rangkaiaan tujuan tersebut.
Ada alasan ketika suatu kebijakan kesejahteraan sosial sudah diterima tidak di terapkan. Dlam hal demikian pendanaan dan ekonomi bisa jadi bagian yang menentukan. Suatu rencana kebijakan boleh saj didukung tetapi pada giliran membiayai dapat dialokasokan. Analisa kebijakan yang komprehensif juga memasukan pertimbangan tentang akibat-akibhat dari penerapakankebjiakan. Sekali suatu progrram Kesejahteraan Sosial dotetapkan beberapa dampak dihasilkan. Suatu analisa Kebijakan Kesejahteraan Sosial yang lengkap menguji tiga are hasil kebijkan yaitu: dampak yang sesungguhnya terjadi, orang-orang yang di opengaruhi oleh kebijakan tersbut dan dampak yang sesungguhnya diinginkan.

BAB VIII
Kedudukan Ilmu Kesejahteraan Sosial
Upaya untuk menyelaraskan perkembangan orientasi-orientasi secara relatif sangat di perlukan dalam rangka mengembangkan dan merawat status akademik dan profesional ilmu Kesejahteraan Sosial. Namun demikian perlu di insyafi juga bahwa dalam konteks Univeristas sebagai salah satu bentu perguruaan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dalam sejumlah ilmu pengetahuaan, teknologi atau seni dan jika memenuhi syarat dpat menyelenggarakan pendidikan profesi lazimnya orientasi akademik mempunyai muatan yang lebih padat daripada orientasi praktis karena jenis pendidikan ini memang diarahkan pada penguasaan disiplin ilmu penmgetahuaan.
Konsepsi yang pertama memadang bahwa Kesejahteraan Sosial sebaagai suatu stigma merupakan suatu amal bagi mereka yang mengalami masalah sosial. Pelayanan Kesejahteraan Sosial memaikan peranan setelah suatu persoalan diidentifikasi yang mana tidak dapat di atasi melalui kemampuyan perseorangan. Dari uraiaan di atas dapatlah disimpulkan bahwa ilmu Kesejahteraan Sosial /pekerja sosial memilii kedudukan yang setara terhadap ilmu-ilmu sosial lainya yang relevan. Karenanya masuk akal bahwa pendekatan institusional terhadap masalah Kesejahteraan Sosial yang cendrung mengadakan perubahan berencana tersesebut disifati dengan kerja tim. Pendekatan seperti itu sangat relvan untukmewujudkan kesejahteraan masyarakat karena daam kenyataanya masing-masing disiplin ilmu itu hanya melihat atau memperhatikan salah satu sisi dari kehidupan sosial yang komlek.
Disamping itu ada beberapa gambaran lain yang dapat memperkokoh kedudukan Kesejahteraan Sosial/ pekerja sosial berdampingan dengan ilmu-ilmu sosial lain yang relevan, Pertama, pesatnya pertumbuhan dan perkmbangan lembaga-lembaga pendidikan dlam bidang Kesejahteraan Sosial/ pekerjaan sosial baik yang terajadi di inggris, amerika dan negara eropa dan indonesia sendiri. Kedua, adanya pengakuan/kebijakan pemrintah tentang peranan serta sarjana ilmu Kesejahteraan Sosial/ pekerjaan sosial dalam mengatasi masalah-masalah sosal relevan. Ketiga, adalanya punliksi-publikasi terhadap hasil peelitian dan pemikiran dari srjana ilmu Kesejahteraan Sosial/ pekerjaan sosial.



***
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar