PENGANTAR
ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
Tugas ini
disampaikan pada mata kuliah
Disusun
Oleh :
A. Hatimi 11521001
Dosen
Pembimbing
Sukirman, S. Sos, M. Si
JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN
ISLAM
FAKULTAS DAKWAH dan KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN
FATAH
PALEMBANG
2014
BAB I
PENGERTIAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
Secara historis cikal bakal
ilmu kesejahteraan sosial dapat di telusuri melalui adanya usaha-usaha
kesejahteraan social tradisional dalam masyarakat yang dikemudian hari menjadi
modern/ilmiah, sejak awal abad ke 13 di inggris, pertengahan abad 17 di amerika
serikat dan zaman sebelum kemerdekaan di Indonesia. Pada masa tersebut usaha
kesos dilakukan hanya berdasarkan atas dorongan kemurahan hati.
Sampai saat ini belum ada
sebuah batasan kesos yang dapat di terima secara umum. Ini nampaknya sudah
menjadi fitrah dari ilmu social apa saja. Para cendikiawan ilmu kesos atau
praktisi pekerjaan sosial merumuskan batasanya sendiri-sendiri sehingga
terdapat beranekaragam definisi. Kesejahteraan social ialah sautu tata kehidupan
dan penghidupan social, material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin
yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan
kebutuhan-kebuthan jasmani, rohaniah dan social yang sebaik-baiknya bagi fitri,
keluarga serta masyarakat dengan menjunng tinggi hak azazi serta kewajiban
manusia sesuai dengan pancasila.
Sedangkan Midgley
menjelaskan suatu keadaan sejahtera secara social tersusun dari tiga Unsur sebagai
berikut. Pertama setinggi apa masalah-masalah social
dikendalikan, Kedua seluas apa
kebuthan-kebuthan dipenuhi dan Ketiga,
setinggi apa kesempatan-kesempatan untuk maju tersedia. Namun demikian kita dapat mengatakan bahwa
batasan-batasan tersebut di atas lebih menekankan pengertian kesejahteraan
social sebagai suatu keadaan kecuali batasan dari sparlan et al.
Dari uraiana diatas jelaslah bahwa kesejahteraan sosial
didefinsikan secara berbeda-beda oleh para ahli dan contoh tersebut masih dapat
dilanjutkan lagi dengan batasan-batasan lainya sehingga akan menjadi lebih
menjenuhkan. Yang ingin dijelaskan disini adalah dua adalah sebagai berikut
ini. Pertama adalah mengklasifikasikan definis-definisi tersebut agar
menjadi lebih mudah dipahami khususnya bagi pembaca pemula. Kedua adalaha
mengkritisi definisi-definis tersebut.
Jiia kesejahteraan sosial itu memang merupakan suatu ilmu khususnya
termasuk dan rumpun ilmu sossial, maka ia harus memenuhi kualifikasi keilmuan
sebagaimana ilmu – ilmu sosial lain. sepertia psikologi, sosiologi, dan ilmu
politik. Dalam dunia keilmuan telah diterima bahwa suatu ilmu selalu memiliki
sasaran, pusat perhatian dan metode tertentu. Suatu ilmu hendaknya memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
·
Empiris yaitu didasarkan pada pengamatan dan
nalar, tidak bersifat imajinatif dan hasilmnya tidak bersifat spekulatif.
·
Teoritis yaitu berusaha meringkas pengamatan
yang kpmploks ke dalam proposisi yag abstrak dan saling berhubungan secara
logis yang menyakan hubungan kasual.
·
Nonetis yaitu tidak mempersoalkan pakah
kegiatan-keggiatan tertentu dinilai baik atau buruk melainkan berusaha untuk
menjelaskan saja.
BAB
II
Sasaran
Ilmu Kesejahteraan Sosial
Ilmu ( Sosial ) merupakan sekelompok
pengetahuan yng teratur yang membahas suatu sasaran tertentu ( Gejala-gejala
Ssosial ) untuk memperoleh keterangan dan arahan yang mengandung kebenaran.
Sasaran ilmu kesejahteraan sosial itu paling tidak meliputi beberapa hal sebai
berikut:
1.
Kondisi kesejahteraan ( Individu, Kelompok
danKomunitas )
2.
Aktivitas kesejahteraan
3.
Kebutuhan ( pelayanan Sosial )
4.
Fakta kesejahteraan
5.
Institusi/ organisasi pelayanan sosial
6.
Negara kesejahteraan.
Menurut T Sumanonugroho paling tidak ada tiga orientasi ilmu
kesejahteraan sosial yang dalam prakteknya dapat terjadi pertautan antar
ketiganya, maing-masing adalah:
1.
Orientasi akademik, mengemban tugas
memprediksikan dan memecahkan masalah secara eoritis.
2.
Orientasi klinis, mengemban tugas mengarah
tinjauab teoritis dan prediktif ilmu pada sistem klien, mencakup kegiatan
diagnosa klien dan keterlibatan terhadap pemecahan masalah.
3.
Orientasi stategis, mengemban tugas memandang
masalah yang ada diluar sistem klien.
BAB III
Pusat Perhatian Ilmu Kesejahteraan Sosial
Setiap ilmu
tidak mungkin memusatkan perhatianya kepada semua aspek atau masalah dari
sasaranya karena aspek atau masalah itu sangat banyak dan beraneka ragam.
Menurut Mohammad hatta setiap ilmu hanya menyelidiki satu atau segolongan
masalah saja yang sama sifatnya, masalah-masalah yang lain disingkirkan keluar
penilikanya dan diumpamakan tidak berpengaruh atas masalah yang dikupas,
maslah-msalah lain itu menjadi usaha sesuatu ilmu lain untuk menerangkanya.
Disini ada beberapa hal yang perlu
dijelaskan pertama adalah lingkup danimplikasi dari pusat perhatian ilmu
kesejahteraan sosial tersebut. Ada tigas komponen penting yang perlu
diperhatikan yaitu, Pertama, orang yang memiliki kebutuhan pelayaan
sosial, Kedua seecara implisit, lembaga kesejahteraan sosial yang
menyediakan pelayanan sosial, Ketiga, non kriteria pasar. Kedua
masih ada sedikit persoalan lagi yang mesti kita selesaikan di sini yaitu
istilah sasaran perhatian yang dipergunakan secara sejajar. Pusat perhatian
ilmu kesejahteraan sosial adalah orang-orang yang mempunyai kebutuhan-kebutuhan
akan pelayanan sosial dari lembaga kesejeahteraan sosial khususnya yang tidak
dapat memenuhinya berdasarkan kriteria pasar.
BAB IV
Metode Ilmu Kesejahteraan Sosial
Sampai sejau ini kiranya belum cukup
bagi kita untuk dan menerima kesejahteran sosial sebagai ilmu sehingga kita
dapat merangkai kata-kata tersebut menjadi ilmu kesejahteraan sosial dimana
kata ilmu tidak perlu diapit lagi dengan tanda kutip tunggal. Kita belum
menemukan atau membuktikan bahwa kesejahteraan sosial memiliki metode keilmuan
dalam mengkaji bidang kajianya sebagaimana ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi,
psikologi dan ilmu politik. Sebab sudah menjadi kelaziman dalam dunia keilmuan
bahwa hakekat keilmuan ditentukan oleh cara berfikir yang dilakukan dengan
menurut persyaratan keilmuan. Tentu kita tidak harus menolak menggunakan
metodologi ilmiah seperti itu untuk membantu mengembangkan dan mengesahkan
suatu ilmu asalkan metode tersebut dapat digunakan secara memadai khususnya
bagi ilmu pekerja sosial yang notabene serta nilai sebagai bagian dari ilmu
kesejahteraan sosial.
Kita tidak perlu dibingungkan oleh
metode di satu pihak dan cara pandang atau pendekatan di pihak lain dalam kerja
keilmuan. Kembali pada pokok soal bab ini jika kesejahteraan sosial ingin
disebut sebagai ilmu maka ia harus memiliki metode keilmuan yang tertentu. Oleh
karna itu tidak ada msalah jika ilmu kesejahteraan soial mengadopsi metode
keilmuan yang sudah lazim digunakan oleh ilmu sosial yang lain. dalam realitasnya
ilmu sosial tersebut memanb berbagi metode keilmuan dengan ilmu kesejahteraan
sosial karenanya bisa dimengerti adanya kerjasama sosiolog, psikolog, ilmuwan
politik dengan sarjana kesejahteraan sosial/pekerja sosial dalam menganalisis,
menemukan alternatif solusi untuk mengatasi kompleksitas masalah sosal yang ada
pada masyarakat. Ini yang disebut dengan pendekatan multidisipliner dan lebh
jauh, interdisipliner. Cara kerja semacam ini tidak akan bisa terwujud tanpa adanya
keberagian dalam metode keilmuan.
Ada bebeberapa metode keilmuan yang
lazim di pakai dalam ilmu-ilmu sosial pada umumnya yaitu observasi, analisis,
klasifikasi, komparasi, pengukuran dan survai. Bahwa kesejahteraan soial
disamping sebagai bidang kajian dan praktek merupakan pengetahuan yang
terorganisasi dengan baik karena memiliki sasaraan, titik perhatian dan meode
keilmuan yang jelas. Dalam mengemban tugas keilmuan ilmu kesejahteran sosial memilki
tiga orientasi yang tidak dapat dipisahkan tetapi dapat dbedakan secara
analitis yaitu akademik, klinik dan strategis. Oleh karna itu sekarang tiba
saatnya untuk membuang tanda kutip tunggal yang mengapit kata ilmu dan tidak
ada keraguan lagi untuk menggabungkan kata tersebut dengan kata kesejahteran
sosial sehingga menjadi keilmuan kesejahteraan sosial.
BAB V
Orientasi Akademik
Kesejahteraan Sosial
Ilmu kesejahteraan sosial itu tumbuh
dan berkembang dari usaha kesejahteraan sosial tradisional yang ada dalam
masyarakat baik masyarakat timur mupun barat. Keberadaan ilmu kesejahteraaan
sosial sekarang ini tentu tidak bisa dilepaskan dari peranan lembaga pendidikan
atau lembaga pelatihan dibidang kesejahteran sosial. Walaupun demikian tidak
berarti bahwa usaha ksejahteraan sosial yang dilakukan oleh kaum agamawan
kehilangan jejaak akademiknya apalagi mati suri.
Orientasi akademik mengemban tugas
memprediksikan dan memecahkan masalah secara teoritik. Ilmu kesejahteraan
sosial diharapkan menunjukan kompetensinya membina teori-teori baik dalam
mengembangkan meta teori maupun teori praktek. Orientasi ini ceracar implisist
ilmu kesejahteraan sosial juga diharapkan menunjukan kompetensinya dalam
mentransfer teori-teori tersebut dari generasi yang satu kepada generasi yang
lain dari pemangku ilmu kesejahteraan sosial kepada pendidik ilmu kesejahteraan
sosial. Tugas seperti ini biasanya dilakukan dalam dunia pendidikan secara
khusus dalam pendidikan tinggi baik yang berbentuk sekolah tinggi atau
Universitas.
Aspek Pendidikan
Pembicaraan
tentang pendidikan tidak terlepas dari sudut pandang yang digunakan. Satu cara
yang memandang pendidikan secara menyuluruh dan terdiri dari bagian-bagian yang
bekerja secara sistematik disebut juga dengan pendekatan sistem.jurusan/program
studi ilmu kesejahteraan sosial di indonesia pada umumnya berada di bawah
naungan uniuversitas khususnya di bawah fakultas ilmu soial dan ilmu politik.
Ini berarti bahwa pertama dan pengakuan
dan penerimaan terhadap ilmu kesejahtreran sosial sebagai serumpun dengan
ilmu-ilmu sosial lain, kedua kecendrungan untuk lebih menekankan pengembangkan
bobot akademik daripada pengembangan bobt profesional.
Dewasa ini program
studi apapun khususnya berhubungan dengan pelyanan sosil sperti kesejahteraan
sosial/pekerja sosial, menghadapi dua konteks sekaligus yaitu otonominasi
daerah dan globalisasi kehidupan. Oleh karnanya dalam rangka mempersiapkan
peserta didik agar memiliki tingkat kompetensi dan kompetisi yang memadai kita
tidak cukup menempatkannya hanya dalam satu konteks dengan kata laion kita
perlu menempanya dalam dua dunia tersebut.
Aspek Penelitian
Pokok yang
ingin disampaikan disini sehubungan dengan pentingnya penelitian bagi ilmu
kesejahteraan sosial dalam membina teori-teori relevan adalah politik ilmu
pengetahuan. Akhirnya pokok yang perlu ditegaskan disini adalah bahwa kita
tidak harus menolak mendasarkan penelitian kesejahteraann sosial pada pandangan
positivisme atau modernisme untuk mengembangkan dan mengesahkan teori-teori
kesejahteraan sosial sejauh pandangan tersebut dapat digunakan secara memadai.
Namun mengingat kesejahteraan sosial sebagai ilmu yang relatif muda diharapkan
dapat menunjukan kompetensinya untuk membina teori-teori baik dalam
mengembangkan pandangangan postmodernisme nampaknya akan menjadi peragian teori
yang lebih ccepat.
Kajian-kajian
akademik pertama dalam bidang tersebut berbentuk deskriptif. Satu dari yang
pertama itu adalah penelitian tentang kesejahteran sosial dalam negara-negara
jajahan inggris yang dilakukam oleh mair dalam konfigurasi penelitian
deskriptif analitik. Satu contoh dari penelitian awal yang baik adalah
pekerjaan yang dilakukan oleh titmuss dan koleganya dalam konfigurasi
penelitian dekriptif evaluatif dimana mereka memberikan advis kepada pemerintah
mauritius atas kebijakan sosialnya. Yang perlu ditekankan disini adalah
ketepatan untuk menggunakan pendektan penelitian dalam penelitian kesejahteraan
sosial.
BAB VI
Orientasi klinik Kesejahteraan
Sosial
Tugas orientasi klinik adalah
mengarahkan tinjauan teoritik dan prediksi ilmu pada sistem klien mencakup
kegiatan diagnosa klien dan keterlibatannya dalam memecahkan masalah teoritik.
Sejak awal perkembangan ilmu kesejahteraan sosial/ pekerja sosial mengedepankan
orientasi ini. Hal ini dimengerti karena ilmu ini memang tumbuh dari suatu
aktivitas yang didoron oleh kasih sayang dan amal baikerhadap sesama.
Praktek Pekerja
Sosial
Sekarang ada tiga
pendekatan terlembaga dalam memajukan kesejahteraan social. Pertama adalah filantrofi social yang
mengendalikan sumbangan-sumbangan social, usaha-usaha sukarela dan
organisasi-organisasiu non profit untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan, mengatasi
masalah-masalah dan menciptakan kesempatan-kesempatan bagi manusia. Kedua adalah pekerja social yang
mengendalikan pekerja profesional untuk membantu mewujudkan tujuan-tujuan
kesejahteraan melalui kerja sama dengan individu, kelompok dan komunitas. Ketiga adalah administrasi social atau
kebijakan social yang mengendalikan intervensi pemerintah melal;ui ragam
pelayanan-pelayanan sosial berdasarkan undang-undang.
Ada tiga karakteristik
umum pekerja social, Pertama, pekerja
sosial merupakan suatu pertolongan terhadap individu, kelompok dan komuniutas
agar dapat mengatasi masalah relevan yang dihadapinya, Kedua, pekerja social merupakan suatu kegiatan social untuk
kepentingan anggota masyarakat yang membutuhkan dengan
maksud tidak mencari keuntungan pribadi. Ketiga,
pekerja social merupakan kegiatan perantara bagi individu kelompok dan
komunuitas agar dapat mempergunakan sumber-sumber yang ada dalam masyarakat.
Ada tiga pandangan
tentang pekerja social. Pertama, dasar
untuk banyak ide pekerja social adalah pandangan terapeutik- refleksif. Kedua, pandangan sosialis-kolektifis, Ketiga, adalah pandangan
reformis-individuualis. Untuk mencapai sasaran tersebut beberapa hal berikut
perlu mendapat perhatian. Pertama,
adalah penyediaan sumber-sumber pemecahan masalah uyang memadai dan dapat
dipakai oleh yang memudahkan. Kedua, pelaksanaan
usaha kesejahteraan sosial atau penggunaan sumber-sumber pemecahan masalah
harus benar-benar dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ketiga, pelaksanaan usaha-usaha kesejahteran social harus tetap
bersifat demokratik dan menggerakan sebanyak mungkin para pelaku dalam arti
keterlibatan semua unsur dan sel-sel yang ada dalam masyarakat. Keempat, menghindari dan menghilangkan
akibat samping atau dampak yang burk dari pelaksanaan usaha kesejahteraaan
social. Perlu ditegaskan bahwa esensi dari
praktek pekerja social itu adalah intervensi professional legal demi
terpenuhinya kebutuhan klien akan pelayanan-pelayanan sosuial.
Teori Dalam Praktek Pekerja Sosial
Dalam usaha
kesejahteraan social dipraktekan tujuh proses pekerjaan social. Ketujuh proses
atau metode tersebuut adalah: social casework, social group work, community
organization, social welfare research, social welfare administration dan social
action. Tiga metode yang pertama disebut sebagai metode pokok
sedangkan tiga metode yang terakhir disebut sebagai metode bantu. Metode pokok
adalah metode yang digunakan secara langsung untuk memberikan pertolongan
kepada klien, berlangsung berhubungan dengan manusiua yang hendak ditolong oleh
oleh pekerja social, meskipun dalam mcommunity organization hubungan tersebut
tidak dilakukan kepada orang per orang secara khusus. Metode bantu adalah
metode pokok secara maksimal.
BAB VII
Orientasi
Stategik Kesejahteraan Sosial
Menurut segal dan brzuzy
ada bebrapa alasan mengapa sistem kesejahteraana social perlu mendapat perhatian dalam
intervensi kesejahteraan social. Pertama
kita merupakan bagian dari sistem kesejateraan soaial walaupun pada saat yang
berbeda dalam kehidupan kita memainkan peran yang berbeda. Kedua kita semua adalah keduanya penyedia dan penerima pelayanan
kesejahteraan social. Ketiga warga Negara terlibat dalam pembuatan
kebijakam kesejahteraan social. Keempat usaha-usaha
swasta juga merupakan bagian dari sistem kesejahteraan social. Kelima sistem
kesejahteraan social berdasarkan atas nilai-nilai dan kepercayaan-kepercayaan
social yang berubah sepanjang waktu. Dalam bentuk yang
sederhana sistem kesejahteraan social dapat di konseptualisasikan sebagai empat bagian yang saling
berhubungan sebahai berikut: 1). Isu-isu social, 2). Tujuan-tujuan kebijakan,
3). Perundangan/peraturan, 4). Program-program kesejahteraan social.
Perencanaan, Kebijakan dan Program
Kesejahteraan Sosial
Banyak definisi tentang
perencanaan yang telah dirumuskan oleh para ahli baik dalam bidang sosial
maupun dalam bidang ekonomi. Perencanaansecara teknik merupakan suatu prosedur
untuk meraih hubungan yang optimal ataraa tujuan-tujuan dan
sumberdaya-sumberdaya termasuk akibat-akibat dari tindakan di masa yang akan
datang. Perencanaan kesejahteraan social merupakan satu bentuk yang tercakup di
dalam perencanaan social.
Perencanaan social biasanya dtuangkan dalam
kebijakan social. Analisis mengenai apakah perencanaan social mendahului atau
mengarahkan kebijakan social atau
sebaliknya.William N. Dunn mengemukakan bahwa kebijakan public merupakaan
rangkaian pilihan yang kurang lebih saling berhubungan yang dibuat oleh badan
dan pejabat pemerintah diformulasikan di dalam bidang-bidang isu sejak
pertahanan, energy dan kesehatan sampai ke pendidikan, kesejahteraan dan kejahatan.
Secara singkat
Segal dan Brzuzy mengemukakan bahwa kebiakan kesejahteraan sosial adalah
tanggapan yang teorganisasi atai tiadanya suatu tanggapan terhadap suatu
isuatau masalah sosial. Kebijakan menyatakan suatu posisi
yang di ambil tetapi posisi itu tidak selalu mensyaratkan tindakan. Berpijak
dari definisi-definisi yang telah di sebutkan diatas bahwa kebjikan sosial mengalamatkan
masalah-masallah sosial sedangkan kebijakan kesejahteraan sosial mengalamatkan
kebutuhan-kebutuhan orang terhadap pelayanan-pelayanan sosial spesifik maka
kebijkan kesejahteraan sosial merupakan bagian dari kebijakan sosial.
Pandangan-
Pandangan Mengenai Kebijakan Kesejahteraan Sosial
Ada tiga persfektif pokok yang
menjelskan bidang kebijakan kesejahteran sosial yaitu institusional, analitik
dan politik. Inti dari pandangan institusional adaalah membatasi tentang
kebijakan kesejahteraan sosial apa yang ada dan menggambarkan beberapa
batasan-batasanya. Inti dari pandangan analitk adalah menunjukan
pendekatan-pendekatan yang berbeda untuk mempelajari kebijakan dan untuk
menghubungkan pengetahuaan kebijakan dengan praktek pekerjaan sosial. Sedangkan
inti dari pandangan politik adalah menelusuri keselingterikatan antara
masyarakat dan pemerintah dalam bidang keseahteraan sosial.
Persfektif Institusional, ada tujuh
institusi sosial dasar dalam mana aktivitas pokok kehidupan masyrakat
berlangsung yaitu: Kekeluargaan, Agama, Tempat kerja, Pasar, Tolong Menolong
dan Pemerintah. Semua aktivitas pokok sehari-haridari masyarakjat terorganisasi
dalam satu atau lebih dari institusi-institusi tersebut.
Persprektif Analitik, para analisis
cendrung mendekati bidang kesejahteraan sosiala dalam beberapa cara yang saling
berhubungan. Tetapi menurut Gilbert dan Terrel ada 3 pendekatan pokok kebijakan
kesejahteraan sosial yaitu: proses, produk dan performan. Setiap pendekata
menguji pertanyaan-pertanyaan yang utamanya relevan dengan peran profesional
dari perencana, administrator dan peneliti. Kajian-kajian proses dalam
kebijakan kesejahteaaan sosial fokus pada dinamika perumusn kebijakan
sehubungan dengan variabel sosiopolitik dan metodologi teknis. Kajian-kajian
proses di gunakan sebagai batasan seputar mana penilaian-penilaian kebijakan
diorganisasikan biasanya dalam bentuk sudi-studi kasus tentang masukan-masukan
politik dan teknik bagi pembuatan keputusan. Kajian proses bisa berbeda
berkenaan dengan dimensi waktu dan tingkat analisisnya. Kajian-kajian Produk
dalam kebijakan kesejahteraan sosial
fokus pada isu-isu pilihan, kajian ini merupakan bentuk analisa kebijakan
kesejahteraan sosial yang paling kurang dikembangkan secara sistematik.
Analisa-analisa biasanya fokus pada suatu isu pilihan atau yang lain yang
berhubungan erat dengan suatu kebijakan spesifik, tetapi tidak ada kerangka
kerja yang sistematik untuk menempatkan isu umum dari desain kebijkakan dalam
suatu konteks yang luas. Kajian-kajian Performan, menaruhb perhatian
pada deskripsi dan evaluasi mengenai hasilihasil yang terprogram dari
pilihan-pilihan kebijakan. Kadian hasil program lebih dapat dipertanggung
jawabkan untuk pengamatan objektif dan sistematik daripada kajian-kajian proses
dan produk karena batasan-batasan program lebih di gambarkan secara jelas.
Persprektif politik, perdebatan klasik
dalam politik kesejaheraan soaial mengadu nilai-niai indivdual lawan kolektif,
nilai-nilai yang secra ajelas menawarkan ungkapan yang berbeda mengenai
masyarakat yang baik dan peran 7yang tepat dari pemerintah.
Analisa Kebijakan Kesejahteraan Sosial
analisa Kebijakan Kesejahteraan Sosial dilakukan untuk
menyediakan bimbingan dan arahan bagi para pembuat kebijakan. Sementara proses
kebijakan secara keseluruhan dipengaruh oleh nilai-nlai benar adanya pengenalan
dan pendefinisian masalah-masalah sosial dan rangkaiaan tujuan tersebut.
Ada alasan ketika suatu kebijakan
kesejahteraan sosial sudah diterima tidak di terapkan. Dlam hal demikian
pendanaan dan ekonomi bisa jadi bagian yang menentukan. Suatu rencana kebijakan
boleh saj didukung tetapi pada giliran membiayai dapat dialokasokan. Analisa
kebijakan yang komprehensif juga memasukan pertimbangan tentang akibat-akibhat
dari penerapakankebjiakan. Sekali suatu progrram Kesejahteraan Sosial
dotetapkan beberapa dampak dihasilkan. Suatu analisa Kebijakan Kesejahteraan
Sosial yang lengkap menguji tiga are hasil kebijkan yaitu: dampak yang
sesungguhnya terjadi, orang-orang yang di opengaruhi oleh kebijakan tersbut dan
dampak yang sesungguhnya diinginkan.
BAB VIII
Kedudukan Ilmu Kesejahteraan Sosial
Upaya untuk menyelaraskan perkembangan
orientasi-orientasi secara relatif sangat di perlukan dalam rangka
mengembangkan dan merawat status akademik dan profesional ilmu Kesejahteraan
Sosial. Namun demikian perlu di insyafi juga bahwa dalam konteks Univeristas sebagai
salah satu bentu perguruaan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik
dalam sejumlah ilmu pengetahuaan, teknologi atau seni dan jika memenuhi syarat
dpat menyelenggarakan pendidikan profesi lazimnya orientasi akademik mempunyai
muatan yang lebih padat daripada orientasi praktis karena jenis pendidikan ini
memang diarahkan pada penguasaan disiplin ilmu penmgetahuaan.
Konsepsi yang pertama memadang bahwa
Kesejahteraan Sosial sebaagai suatu stigma merupakan suatu amal bagi mereka
yang mengalami masalah sosial. Pelayanan Kesejahteraan Sosial memaikan peranan
setelah suatu persoalan diidentifikasi yang mana tidak dapat di atasi melalui
kemampuyan perseorangan. Dari uraiaan di atas dapatlah disimpulkan bahwa ilmu
Kesejahteraan Sosial /pekerja sosial memilii kedudukan yang setara terhadap
ilmu-ilmu sosial lainya yang relevan. Karenanya masuk akal bahwa pendekatan
institusional terhadap masalah Kesejahteraan Sosial yang cendrung mengadakan
perubahan berencana tersesebut disifati dengan kerja tim. Pendekatan seperti
itu sangat relvan untukmewujudkan kesejahteraan masyarakat karena daam
kenyataanya masing-masing disiplin ilmu itu hanya melihat atau memperhatikan
salah satu sisi dari kehidupan sosial yang komlek.
Disamping itu ada beberapa gambaran lain
yang dapat memperkokoh kedudukan Kesejahteraan Sosial/ pekerja sosial
berdampingan dengan ilmu-ilmu sosial lain yang relevan, Pertama,
pesatnya pertumbuhan dan perkmbangan lembaga-lembaga pendidikan dlam bidang
Kesejahteraan Sosial/ pekerjaan sosial baik yang terajadi di inggris, amerika
dan negara eropa dan indonesia sendiri. Kedua, adanya
pengakuan/kebijakan pemrintah tentang peranan serta sarjana ilmu Kesejahteraan
Sosial/ pekerjaan sosial dalam mengatasi masalah-masalah sosal relevan. Ketiga,
adalanya punliksi-publikasi terhadap hasil peelitian dan pemikiran dari srjana
ilmu Kesejahteraan Sosial/ pekerjaan sosial.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar